8.10.2019

Filosofi Burung Dara Yang Diikatkan Sayapnya

Internet, merupakan sebuah sarana yang saat ini diperlukan oleh semua orang.  Bahkan beberapa dari mereka menyebutkan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa adanya internet.  Ada orang yang memanfaatkannya untuk hal yang positif tapi tidak sedikit pula orang yang memanfaatkannya untuk hal yang negaif.  Selama liburan, saya banyak menggunakan internet untuk menonton, melihat video-video dan membaca untuk sekedar mengisi waktu luang. Dari video-video yang saya tonton, saya mendapatkan banyak informasi baru, yang sepertinya menarik untuk dibagikan ke orang-orang terutama orang yang sudah memiliki anak, agar tidak membiarkan anaknya susah dimasa depan.  Berikut ini ada beberapa hal yang menurut saya menarik untuk dibagikan kepada para pembaca semua.  

Sejak lahir, manusia diberikan sebuah surat mandat kehidupan.  Saat kita masih kecil, surat mandat tersebut masih dipegang oleh kedua orangtua kita, tapi seiring berjalannya waktu, orangtua memberikan surat mandat kehidupan tersebut kepada kita dan pada saat itulah, kita menjalani kehidupan kita sendiri dimana kita harus belajar mengambil keputusan sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.  Didalam tubuh kita, tentu saja ada pengemudinya, dan pertanyaannya, apakah kita bisa mengemudikannya? Tentu saja lebih nyaman menjadi penumpang, dimana kita bisa diam saja dan menunggu orang lain melayani kita.  Saat kecil, kita juga menjadi penumpang dalam keluarga.  Kita dituntun, diajari oleh kedua orangtua kita, sampai suatu ketika, kita sudah tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Tahukah anda apa itu passenger? Passenger adalah orang yang hanya menumpang pada keluarga atau teman, yang hanya tinggal duduk manis dan tidak usah berpikir.  Selain mental passenger, ada juga mental driver, yaitu orang yang menjelajahi hidup yang berani ambil resiko dan berani ambil keputusan. Kita bisa memiliki mental driver atau mental passenger, tergantung cara kita bersikap dan bagaimana kita dididik dirumah.  

Menurut saya, orangtua yang bijak adalah orangtua yang mengatur anak-anaknya agar mereka bisa mengatur dirinya sendiri.  Orang-orang sukses dan maju adalah orang yang menjelajahi dunia baru dan menerima tantangan baru.

Dirumah, tentunya orangtua mengajarkan anaknya untuk memiliki sopan santun (attitude).  Sikap ini ditanamkan orangtua pada anak-anaknya sejak dini sampai anak-anak beranjak dewasa.  Tapi dijaman sekarang, semakin banyak orang tua yang terlalu mengekang anak-anaknya, bahkan dalam mengambil keputusan sepelepun anaknya tidak diperbolehkan.  Padahal anaknya sudah dewasa.  Contohnya kalau mau pesan makanan, orangtua memesankan makanan untuk anaknya, padahal anaknya bisa memilih sendiri.  Kalau tidak dibiasakan mengambil keputusan sejak dini, maka ia tidak akan bisa berpikir secara mandiri dan akan memiliki mental passenger.  Saya pernah mendengar cerita dari salah satu teman tentang seekor burung dara.  Dulu saat ia membeli seekor burung dara, ia disuruh oleh penjualnya untuk mengikatkan sayapnya.  Awalnya ia bingung, tapi setelah ia lakukan, akhirnya ia tahu, kalau tujuan mengikatkan sayap burung dara tersebut adalah agar burung dara tersebut tidak terbang terlalu jauh dan tetap bersama tuannya.  Membesarkan anak dengan konsep burung dara yang diikatkan sayapnya akan membuat anak susah mengambil keputusan dan tidak bisa hidup secara mandiri.  Hal ini juga akan membuat anak-anak kesulitan dimasa depan. Anak-anak terlalu bergantung pada orang tua saat kecil dan saat kedua orangtuanya tidak ada ia akan goyah dan kesulitan sendiri.

Kalau dalam kehidupan saya,  saya bersyukur sampai saat ini saya terbiasa untuk mengambil keputusan secara mandiri dan saya merasakan bahwa mengambil keputusan secara mandiri itu sangat penting.  Sejalan bertambahnya umur, kita tidak selalu bersama orang tua dan disaat itulah kita harus mengambil keputusan sendiri.  Seperti pengalaman saya saat mengikuti perjalanan besar di kelas 8.  Saat itu saya berkegiatan selama 1 minggu tanpa dampingan orangtua dan guru pun tidak selalu ada disamping saya.  Disaat itulah saya dituntut untuk mengambil keputusan dengan mandiri dan cepat...Walaupun ada beberapa saat dimana saya harus berdiskusi dengan orangtua saat mengambil sebuah keputusan..
Bersambung...

3 comments:

  1. Bagus banget tulisannya Tasha. Gagasan dan opininya jelas. Penuturannya juga bagus sehingga mudah dipahami. Salut!

    ReplyDelete