1.30.2020

Budayakan Makanan Tradisional Indonesia... #2

Setelah membahas tentang makanan Indonesia yang mendunia, sekarang aku mau membahas tentang makanan-makanan khas Indonesia yang sudah hampir hilang atau jarang ditemukan. Mungkin beberapa dari makanan ini masih bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional, tapi tergolong susah, bahkan kebanyakan orang sudah tidak tahu lagi.  Berikut adalah makanan-makanan Indonesia yang sudah hampir hilang...
KETIMUS 

Ketimus terbuat dari parutan singkong, gula merah dan dicampur dengan tepung terigu. Tepung terigu disini berfungsi sebagai perekat. Ketimus merupakan kue basah yang dibentuk lonjong, dibungkus daun pisang dan dikukus. Makanan ini biasanya disuguhkan di acara Tahlilan, Mauludan dan sebagainya. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, makanan ini dikenal dengan nama lemet.

GABUS PUCUNG 

Gabus Pucung berawal dari ketidakmampuan masyarakat Betawi di zaman kolonial Belanda untuk mengkonsumsi ikan mas, mujair atau bandeng yang dirasa mahal bagi rakyat jelata. Untuk itu, dimasaklah ikan gabus yang berkembang biak secara liar hingga menjadi masakan lezat.  Tahun 1970-an, Kota Bekasi masih berupa rawa-rawa. Belum banyak permukiman mewah ataupun gedung tinggi seperti sekarang. Keberadaan rawa di sana, akhirnya dimanfaatkan tumbuhan dan binatang untuk bertahan hidup. Seperti halnya ikan gabus yang hidup subur di sana. Ribuan ekor ikan gabus hidup bebas di rawa itu. Warga Bekasi yang melihat potensi pangan, kemudian memanfaatkan situasi ini untuk mengolah ikan gabus menjadi makanan. kata gabus yang berasal dari ikan gabus dan pucung yang merupakan buah kluwak banyak digemari oleh masyarakat Betawi. 


GULO PUAN
Gulo Puan merupakan makanan yang berasal dari Palembang. Makanan yang terbuat dari gula ini kerap disebut sebagai kejunya Sumatera Selatan. Gulo puan terbuat dari campuran gula pasir dan susu kerbau. Untuk memasaknya, dibutuhkan waktu pengolahan sekitar 3-4 jam. Selain karena proses pembuatannya yang sulit, Gulo Puan sekarang makin susah ditemukan karena susu kerbau sudah mulai langka.  Awalnya Gulo Puan adalah makanan para bangsawan sebagai warisan dari raja-raja Kesultanan Palembang Darussalam.


CLOROT

Clorot merupakan makanan yang berasal dari Purworejo.  Kue Clorot termasuk kue yang tergolong unik, meski pembuatannya sederhana yaitu terbuat dari adonan tepung beras dan gula merah, tetapi pada cara memasaknya dibutuhkan keterampilan dan ketelatenan yang cukup tinggi, karena adonan tersebut dimasukan dalam sebuah wadah dari daun kelapa muda ( janur kuning ) yang dipilin melingkar membentuk  kerucut , kemudian di kukus.Cara menyantap kue inipun cukup unik yaitu, pada bagian bawah kerucut kita tekan dulu dengan menggunakan jari, setelah isinya terlihat keluar baru di makan. Kelihatannya ribet ya? Enggak kok cobain aja, pasti seru !



 GRONTOL JAGUNG


Grontol jagung ini merupakan salah satu jenis jajan pasar yang berasal dari Jawa Tengah.  Dibuat dari biji jagung jenis yang kuning. Biji jagung direbus dengan air yang diberi sedikit air kapur sirih dan sedikit garam, sehingga saat matang kulit arinya merekah dan jagung jadi empuk-empuk kenyal. Saat masih panas biasanya ditaburi kelapa parut yang sudah dikukus dan diberi sedikit garam dan gula. Karena itu rasanya gurih-gurih manis. Harganya juga murah, per bungkus cukup Rp.1000 saja.


NASI TIWUL

Nasi Tiwul merupakan makan khas Trenggalek, Jawa Timur.  Zaman dahulu orang Jawa biasa menyantap nasi yang dicampur dengan bahan lain. Bisa jagung atau singkong. Nasi tiwul merupakan pengganti nasi yang berasal dari gaplek, olahan singkong yang sudah dikeringkan. Biasanya tiwul disantap bersama parutan kelapa atau gula. Namun di Trenggalek makanan pokok ini disantap bersama lauk pauk seperti sayur lodeh, urap sayur, dan ikan asin. Kemudian disajikan bersama sambal pedas khas Trenggalek. Namun, sekarang ini sudah jarang orang yang mengkonsumsi nasi tiwul, karena beras sudah sangat mudah ditemukan.  


KERAK TELUR


Siapa yang tidak mengenal kerak telur? Yapp makanan khas Betawi ini sudah sangat susah ditemui bukan? Padahal rasanya nikmat dan cara membuatnya unik sekali.  Bentuknya yang seperti omelet, tak jarang kerak telor kerap disebut omelet Batavia. Bahan kerak telurnya ada dua, yaitu beras ketan dan telur bebek/telur ayam. Supaya rasanya makin nikmat, kerak telor juga diberi campuran rempah-rempah sebagai penyedap. Kerak telor dimasak menggunakan wajan. Saat kerak telor sudah setengah matang, kerak telor pun dibalik dan dibiarkan terkena bara api sambil dikipasi. Ketika agak kering dan matang, barulah kerak telor disajikan dengan serundeng yang berasal dari kelapa parut, juga bawang goreng. Ketika zaman penjajahan Belanda dahulu, kerak telor tercipta secara tidak sengaja karena hasil coba-coba sekawanan orang Betawi yang tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Jakarta yang dulu terkenal dengan nama Batavia memiliki banyak pohon kelapa, sehingga para warga memanfaatkan buah kelapa untuk memasak beragam makanan, salah satunya kerak telor.


BUBUR ASE
 

Bubur Ase merupakan bubur yang toppingnya adalah sayur asinan dan semur daging.  Ase berarti dingin, sebab bubur ini dihidangkan dingin. Semua yang menjadi lauk pendamping bubur ase juga dihidangkan dingin. Rasa bubur ase adalah gabungan rasa gurih, pedas, asin, dan banyak rasa yang menyatu sehingga bubur ini enak disantap.



Selain makanan-makanan ini, masih banyak makanan khas Indonesia yang sudah banyak dilupakan. Yuk, kita lebih peduli dan lestarikan makanan khas Indonesia, karena makanan-makanan itu adalah salah satu tanda pengenal kita sebagai orang Indonesia. Kita harus bangga dengan kebudayaan kita sendiri.. :)

1.23.2020

Budayakan Makanan Tradisional Indonesia #1

Siapa yang tidak kenal nasi goreng? Tentu semua pembaca tahu nasi goreng! Iya nasi goreng merupakan salah satu masakan yang dikenal dunia, tapi tahukah anda kalau sebenarnya nasi goreng dibawa oleh salah seorang pendatang dari Tionghoa? Sekarang, banyak sekali makanan Indonesia yang sudah dilupakan asal usulnya oleh masyarakat, padahal asal-usul sebuah makanan itu penting loh.  Terkadang ada cerita-cerita unik dibaliknya. Namun, seringkali masyarakat melupakan makanan-makanan khas daerahnya, mereka lebih suka makan makanan lain, seperti burger dan pizza, yang tidak lebih sehat dibanding makanan khas daerahnya. Kira-kira apa saja sih cerita dibalik setiap makanan khas Indonesia yang sudah mendunia. Berikut adalah makanan-makanan Indonesia yang mendunia dan asal usulnya.  

SOTO

Siapa yang tidak tahu soto? Yap, soto merupakan makanan berkuah yang seringkali dicari disaat musim hujan, seperti sekarang ini.  Sejarah soto berasal dari penganan orang Tionghoa yang disebut caudo, artinya rerumputan jeroan atau jeroan berempah. Sebab pada zaman Belanda dahulu, daging merupakan makanan mewah. Maka dipilihlah jeroan yang harganya lebih terjangkau. Penganan berkuah ini juga berisi mie ataupun soun yang merupakan khas budaya Tionghoa. Pertama kali soto dikenal adalah di Semarang dan sekitarnya, seperti Kudus.  Awalnya soto merupakan panganan untuk orang kecil, karena bahannya dari jeroan, namun sekarang makanan tersebut bahkan mudah ditemui di berbagai restoran mewah. 
Interaksi masyarakat nusantara dengan penduduk Tionghoa menjadikan soto diterima oleh lidah orang Indonesia. Tentunya disesuaikan dengan kebiasaan setempat, seperti penambahan bumbu maupun bahan isian. Sehingga jadilah soto Semarang dengan kuah cenderung asam, soto Kudus yang umumnya menggunakan daging kerbau sebagai bentuk toleransi terhadap masyarakat Hindu di kota tersebut. Soto Betawi berkuah santan, soto Tegal dengan kuah dicampur fermentasi kacang kedelai, dan beragam jenis soto lainnya. Walaupun telah beradaptasi dengan budaya setempat, ada yang tidak berubah yaitu tetap berisi mie maupun soun pada sebagian besar tipe soto nusantara. Soto pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke 19 di pesisir pantai utara Jawa. 

Soto yang sekarang dikenal luas contohnya ada soto Lamongan (soto berkuah kuning yang terbuat dari kaldu ayam dengan taburan koya), soto Kudus (Kuah dari soto Kudus bening dan terbuat dari kaldu ayam dengan isian daging kerbau atau ayam. Soto Kudus tidak menggunakan daging sapi karena saat penyebarannya menghormati umat Hindu yang tidak mengkonsumsi daging sapi) dan soto Betawi (kuah lebih kental dan creamy karena menggunakan santan dan susu)


NASI GORENG 

Nasi goreng ternyata sudah ada di negara Cina sejak 4.000 tahun sebelum masehi.  Nasi goreng merupakan resep bawaan dari negeri tirai bambu. Yapp, Cina! Ide memasak nasi goreng dimulai dari kebiasaan masyarakat Tionghoa yang tidak suka dengan makanan yang sudah dingin dan malah membuangnya. Biasanya apabila ada makanan sisa, mereka akan menyimpannya di lemari pendingin. Oleh sebab itu, mereka mencoba untuk memasak kembali nasi yang sudah dingin. Agar lebih enak, mereka memasukkan bumbu-bumbu sewaktu memasaknya. Ada cukup banyak jenis nasi goreng, seperti nasi goreng teri, nasi goreng putih (kecap asin sebagai bumbu), nasi goreng pattaya (nasi goreng dibungkus telur) dan nasi goreng jawa (nasi goreng coklat dengan kecap) 



SATE

Tentu sate tidak asing lagi di telingan orang Indonesia.  Jenisnya yang beragam membuat makanan ini banyak digemari orang banyak.  Sate sendiri diperkirakan muncul pada abad ke 19 yang di populerkan oleh pedagang yang berasal dari Arab, Gujarad India, dan pedagang Muslim yang datang ke pulau Jawa. Awalnya masyarakat pribumi memasak daging dengan cara di rebus, namun setelah pedagang Timur Tengah datang ke Indonesia memperkenalkan kebab, makanan yang masak dengan cara dibakar dengan berbagai jenis daging seperti ayam, kambing dan sapi, masyarakat Indonesia tertarik juga untuk memasak daging dengan dibakar.  Kata sate pun diperkirakan berasal dari bahasa Tamil, yaitu catai yang artinya daging. 



RENDANG

Rendang merupakan salah satu warisan dunia.  Oleh sebab itu, tidak usah diragukan lagi kenikmatan dari makanan yang satu ini.  Masakan ini muncul karena masyarakat Minang di kala itu kerap melakukan perjalanan laut menuju Selat Malaka dan Singapura. Perjalanan ini bisa memakan waktu sekitar sebulan lamanya, dan selama itu pulalah rakyat Minang akan terombang-ambing di atas kapal tanpa tempat pemberhentian.  Oleh karena itulah, mereka mencoba menciptakan makanan yang tahan lama dan tidak mudah basi meski disimpan hingga sebulan lamanya. Pada saat itu, rendang dibuat dari daging kerbau yang diberi aneka macam bumbu rempah-rempah alami. Uniknya, gabungan rempah-rempah seperti cabai, kunyit, jahe, lengkuas, dan lain-lainnya ini memiliki sifat antimikroba dan bisa berguna sebagai pengawet alami. Nama rendang sendiri berasal dari kata ''merandang'', yaitu proses memasak daging selama berjam-jam lamanya hingga kuahnya kering dan awet untuk jangka waktu lama.



Itulah beberapa makanan Indonesia yang sudah mendunia beserta asal usulnya.  Yuk, mulai sekarang kita lebih peduli lagi dengan asal-usul setiap makanan khas daerah kalian masing-masing, agar ceritanya tidak hilang ditelan waktu.