11.10.2020

Apa Kabar Toleransi Di Indonesia

 

Keberagaman bukan merupakan hal yang asing lagi didengar oleh warga Indonesia.  Yes, Indonesia sangat kaya akan keberagaman, mulai dari makanan, suku, bangsa, ras, bahkan kepercayaan. 34 provinsi, 514 kabupaten dan kota serta 1.340 suku bukan merupakan angka yang sedikit.  

Namun akhir-akhir ini, keberagaman itu seringkali membawa dampak negatif. Timbulnya perpecahan dan diskriminasi seringkali dimulai karena adanya keberagaman. Padahal seharusnya keberagaman menjadi kekuatan kita, menjadi suatu hal yang mempersatukan kita. Sudah sejak lama, keberagaman menjadi penyebab perpecahan di Indonesia. Apalagi di masa pandemi seperti ini..

Di masa pandemi ini, tentu kita sering mendengar adanya diskriminasi kepada mereka yang sering melakukan kontak dengan orang luar atau orang yang terkena covid-19, seperti dokter, perawat bahkan pengemudi ojek online. Mereka seringkali dikucilkan karena dianggap membawa virus.  Dikucilkan, diusir dari tempat tinggalnya dan masih banyak lagi perlakuan yang tidak sopan dilakukan kepada mereka. Padahal, apa yang mereka lakukan sangatlah mulia. Bayangkan saja seorang perawat. Apabila ia tidak ada, tentu saja kita akan kewalahan untuk menangani pandemi ini.

Kemarin, aku sempat berdiskusi dengan salah satu perawat di Wisma Atlet. Beliau sudah menjadi perawat disana sejak bulan Maret.  Kami mendiskusikan banyak hal, salah satunya perihal intoleransi masyarakat terhadap profesi beliau.  Tidak bisa dipungkiri lagi, intoleransi sering beliau terima, bahkan dari pasien.  Ada salah satu pasien yang menyebutkan bahwa perawatlah yang membawa virus, bahkan ia sampai tidak memperbolehkan perawat itu masuk dan mengecek kondisi tubuhnya.  Sungguh sedih aku mendengar cerita beliau.  Perjuangannya yang tidak kenal waktu, terkadang ditolak dengan kasar, bahkan ia harus menjalani keseharian dengan dihantui ketakutan, takut terkena covid-19 karena sudah banyak temannya yang gugur karena profesinya ini. 

Dimasa pandemi ini,  tali toleransi masyarakat di Indonesia semakin terputus, banyak masyarakat yang saling mengucilkan.  Tanpa kita sadari, hal itu bisa membuat kita jadi lemah, padahal seharusnya keberagaman itu menyatukan kita bukan memecah belahkan kita.

 

Kita bisa belajar mengenai keberagaman dari kanker. Ya, kanker merupakan salah satu penyakit ganas yang belum ditemukan obatnya. Setiap sel kanker memiliki genetik yang berbeda, walau mereka dalam satu sel yang sama, tapi genetiknya berbeda-beda. Keberagaman itu membuat kanker sangat kuat dan sulit untuk disembuhkan. Mungkin kita bisa mematikan satu genetik, tapi yang lainnya tidak mati, bahkan bisa menjadi lebih kuat. 


 

Hal itu seharusnya di contoh oleh kita, masyarakat Indonesia.  Dengan keberagaman yang kita miliki, seharusnya kita bisa semakin kuat, semakin berani apabila menghadapi sebuah ancaman.  Namun, realitanya sekarang sangat bertolak belakang.  Keberagaman membuat kita terpecah belah.  Saat salah satu suku atau agama kesulitan, bukannya membantu, kita malah mentertawakan atau mencari massa untuk saling menjatuhkan.  Dimana toleransi kita sebagai satu warga negara? 

Kita semua mengakui bahwa Pancasila merupakan ideologi negara. Dalam Pancasila, tertulis Bhineka Tunggal Ika, yang berarti walau berbeda-beda tapi tetap satu.   Walaupun hanya terdiri 3 kata, kalimat tersebut memiliki makna yang mendalam loh. Namun kemana hilangnya makna ideologi negara ini? Apakah kita menerapkan hal itu dalam keseharian? Atau kita hanya sekedar menghafal, tanpa memahami benar apa makna dibalik kata-kata tersebut. Mau sampai kapan keberagaman memecah belah bangsa kita?