8.14.2019

Filosofi Sebongkah Es Batu

Filosofi Sebongkah Es Batu.  
Ketika kita memasukkan sebongkah es batu ke dalam sebuah minuman, es yang terlihat hanya sedikit saja (bagian atas) sedangkan bagian lainnya tertutup dan terendam air.  Sebetulnya bagian yang tidak terlihat itu menjadi lebih banyak didalamnya, tapi yang terlihat hanya sedikit sekali diatas permukaan. Es batu itu menggambarkan cara kita memandang seseorang.  Kita seringkali melihat seseorang pada bagian yang terlihat saja. Tentunya bagian yang terlihat itu lebih kecil dibandingkan bagian yang terendam air. Bagian es yang terlihat itulah kita menyebut keterampilan, pendidikan, pengetahuan atau bahkan gelar.  Kalau pendidikan kita hanya sekedar gelar, itu hanya sebagian kecil saja. Sedangkan bagian besar lainnya adalah attitude. Attitude adalah sikap yang diajarkan oleh keluarga dirumah, terutama orangtua sejak kita masih kecil. Sikap tidak selalu kelakuan, bisa juga merupakan bahasa tubuh seperti tatap mata dan sikap tubuh.  
Ada orang yang hanya berpendidikan SMP tapi ternyata mampu memiliki 52 buah pesawat, sedangkan mereka yang bergelar tinggi hanya bisa mengembangkan, hanya bisa berteori dan bercerita saja.  Lagi-lagi hal ini kembali kepada keberanian dalam mengambil keputusan. Yang tadi saya ceritakan adalah Ibu Susi Pudjiastuti. Siapa yang tidak mengenal beliau? Ya, beliau adalah Menteri Kelautan dan Perikanan di era pemerintahan Jokowi dan memiliki bisnis Susi Air.  Walaupun ia hanya lulusan SMP, ia memiliki attitude dan keberanian dalam mengambil keputusan. Ia sempat belajar sampai kelas 2 SMA, tapi tidak dilanjutkan. Walaupun berhenti, ia tetap bekerja dan tidak hanya diam dirumah. Setelah berhenti sekolah, ia pergi ke beberapa kota dan berjualan ikan.  Dari berjualan ikan, ia mendapatkan untung yang cukup untuk hidup. Karena terbiasa mandiri, ia bisa menjadi orang yang sukses dimasa kini. Tokoh-tokoh perubahan tidak selalu orang yang memiliki gelar tinggi, tapi mereka yang bermental driver. Mental driver adalah mental orang-orang yang bisa mengemudikan orang lain dan berani menjelajahi hidup, sedangkan mental passenger adalah mental orang-orang yang hanya menumpang pada orang lain dan menyusahkan orang lain.  
Untuk memiliki sesuatu, berarti harus bertarung, melakukan sesuatu.  Harus mengambil keputusan karena menjadi seorang driver berarti harus menjelajah dunia .  Tapi seorang driver harus memiliki attitude dan sikap yang baik. Dijalan modern ini, kita dimudahkan dengan kendaraan online dimana kita bisa mendapatkan berbagai macam driver.  Tentunya anda ingin dikemudikan oleh driver yang memiliki attitude dan sikap yang baik. Oleh karena itu, kalau kita tidak memiliki sikap dan attitude yang baik, kita bisa disebut sebagai bad driver.  Kita memiliki pilihan, mau menjadi bad driver atau good driver.  
Ketika menjadi driver, kita dipaksa untuk bertarung dengan diri sendiri, apakah keputusan yang kita ambil benar atau salah dan kita harus bisa mempertanggung jawabkan semua keputusan yang kita ambil.  Kalau kita hanya bisa mengambil keputusan dan tidak bisa mempertanggungjawabkannya, maka sama saja bohong. Itu tandanya kita belum dewasa dan belum menjadi good driver.  

No comments:

Post a Comment