12.21.2017

Resensi Buku Amelia -Tere Liye-

Judul Buku: Amelia
Serial: Anak-Anak Mamak
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika Penerbit
Jumlah halaman: 392 halaman, dengan ukuran halaman 13.5cm x 20.5cm 
Tahun terbit: September 2015
Bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Belanda (sedikit)
Jenis Cover: Soft Cover
Kategori: Novel 

Sinopsis: Buku ini menceritakan tentang kisah Amelia, seorang anak bungsu dari 4 bersaudara.  Amelia merupakan seorang anak yang memiliki banyak mimpi. Ingin pergi ke kota Kabupaten dan ingin menjadi seorang penemu hal-hal baru.  Namun, ia selalu diledek oleh kakak laki-lakinya Burlian dan Pukat bahwa ia harus menunggu rumah, tidak boleh kemana-mana saat dewasa nanti karena kewajiban seorang anak bungsu adalah menunggu rumah apalagi kalau anak bungsunya perempuan. Dirumah selalu diledek, disekolah pun ia harus menghadapi kesulitan dengan beberapa temannya.  Sebagai anak yang dipercaya di kelasnya, ia harus membantu Pak Bin, yang juga merupakan satu-satunya guru di sekolahan Amelia sehingga Pak Bin harus mengajar di 6 kelas sekaligus dalam sehari. Walaupun hanya ada 12 anak dalam kelas Amelia, pasti saja ada anak yang jahil, suka membantu, nakal bahkan bandel.  Ia harus membantu Pak Bin untuk menemani teman dikelasnya, Chuck Norris yang dikenal sangat nakal dan bandel bahkan selalu membuat keributan di sekolahnya, hingga akhirnya ia tahu alasan kenapa selama ini Chuck Norris selalu bersikap seperti itu.  Walaupun ia mengalami masa-masa suilit, tapi ia memiliki seorang paman yang sangat hebat, yaitu Paman Unus yang selalu mengajaknya bertualang ke hutan-hutan terdalam di kampungnya.  Hingga suatu saat ia dan pamannya menemukan sebuah pohon kopi dengan biji terbaik kemudian mereka berusaha membujuk para warga untuk ikut mengganti pohon kopi mereka dengan pohon kopi yang baru dan lebih baik.  Kira-kira berhasilkah mereka membujuk para warga untuk mengganti pohon kopi mereka dengan yang lebih baik? Apakah Amelia berhasil mewujudkna cita-citanya untuk menjelajah dunia luar? Baca saja buku Amelia! :) :) 


Kelebihan: Buku ini memiliki cerita yang sangat bagus dan sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dan menurutku, buku ini akan sangat cocok apabila dibaca bersama-sama dengan keluarga.  Cover buku yang bergambar klasik ini sangat bagus karena walaupun gambarnya biasa saja, warna yang dipilih untuk cover lumayan mencolok sehingga akan menarik perhatian para pembaca atau pembeli.  Font yang dipilih juga cocok untuk buku ini, karena tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil.  Selain itu, kata-kata mutiara yang disajikan di buku ini juga ditulis dengan font yang berbeda sehingga akan memudahkan kita untuk mendapatkan pesan dari buku ini.  Alur yang dipakai di buku ini menarik.  Walaupun alurnya campuran, tapi tidak membingungkan pembaca.  Bahasa yang digunakan di buku ini sebenarnya beragam, mulai dari bahasa Indonesia hingga bahasa Belanda.  Namun, walaupun memakai bahasa Belanda, kita akan tetap mengerti apa yang diceritakan karena pemakaian bahasa Belandanya juga sedikit dan tidak mendominasi.  Penokohan yang ada di buku ini menarik dan tidak membingungkan karena sesuai dengan judulnya, buku ini lebih mengeluarkan sifat dan karakter Amelia.  Pokoknya buku ini sangat bagus dan sangat recommended. :) :) :)

Kekurangan: Mungkin akan lebih menarik lagi kalau dicetak dengan hard cover, karena kalau memakai soft cover lebih rawan rusak karena bahan yang dipakai untuk halamannya juga tipis, kalau memakai cover yang tipis juga sepertinya akan lebih rawan rusak.. Selain itu, kalau berminat, mungkin bisa ditambahkan gambar agar lebih menghidupkan cerita Amelia ini.  Mungkin akan lebih menarik apabila ditambahkan kamus kecil dibagian bawah halaman untuk kata-kata dari bahasa Belandanya, agar selain memberikan pelajaran kehidupan, bisa menambah kosa kata dari bahasa lain juga.  Sisanya sih sudah bagus, terutama dari sisi cerita udah top banget dehh :) :) 

Pendapat: Menurutku buku ini sangat bagus dan cocok untuk menjadi bacaan keluarga karena pesan yang ingin disampaikan penulis tentang pertemanan dan keluarganya dapat dengan mudah tersampaikan pada pembaca.  Selain itu kata-kata yang digunakan mudah dimengerti sehingga bisa dibaca oleh anak remaja sampai orang dewasa.  Tapi kalau menurutku pribadi, buku ini sih cocok untuk anak remaja, karena buku ini kan bersambung dari Eliana, Pukat, Burlian kemudian Amelia dan akan lebih menarik lagi kalau kita membacanya berurutan.  Mungkin anak remaja lebih memiliki banyak waktu dan akan lebih nyampe pesan yg ingin disampaikannya.  Bagian yang menurutku paling menarik dalam buku ini adalah saat Amelia berusaha meyakinkan warga-warga di kampungnya untuk mengganti pohon kopinya dengan pohon yang lebih bagus.  Dengan semua reaksi para warga yang berbeda-beda, ada yang mendukung bahkan ada juga yang menolak, ia harus bisa menerimanya dengan berlapang dada, karena niatnya bukan untuk memaksa melainkan mengajak dan memberikan informasi.  Jadi seru sih, aku dapat banyak pelajaran juga dari buku ini, seperti salah satunya yaitu jangan terlalu memaksakan kehendak kita, karena kita juga kan pasti tidak mau kalau dipaksa dengan kehendak orang lain.  Banyak banget amanat yang aku dapatkan dari buku ini dan apabila dipikir-pikir lagi, amanat yang didapatkan sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari dan kalau kita terapkan dalam keseharian juga mungkin bisa memperbaiki semua keadaan yang ada.  Tokoh yang paling aku sukai dari buku ini sih ya jelas pastinya Amelia karena ia merupakan seorang tokoh utama yang memiliki sifat yang bagus dan wajib kita tiru yang positifnya.  Sifatnya yang baik hati, berlapang dada dan pantang menyerah dalam keadaan apapun sangat baik kalau kita tiru dalam kehidupan sehari-hari.  Buku ini juga bagus menurutku karena walaupun endingnya rada loncat-loncat, jadi alur campuran, tapi endingnya menyenangkan dan tidak ngegantung gak jelas.  

Sekian review buku dari saya, semoga bermanfaat :) :) 
Hasil gambar untuk gambar buku amelia tere liye

12.14.2017

Review Film Critical Eleven

                                                                    CRITICAL ELEVEN
Kemarin, tepatnya 13 Desember 2017, aku dan keluargaku menonton film baru, yaitu film Critical Eleven.  Sebelum bercerita tentang film tersebut, aku mau cerita sedikit nih, sejujurnya aku dan keluargaku jarang sekali pergi ke bioskop, sehingga kami biasanya mendownload filmnya kemudian menontonnya di rumah bersama.  Pada awalnya sih aku tidak tertarik dengan film ini, namun beberapa orang bilang katanya filmnya seru karena diangkat dari sebuah novel yang ditulis oleh Ika Natassa.  Karena banyak yang bilang kalau film ini bagus dan wajib ditonton, akhirnya aku pun penasaran dan mulai melihat-lihat trailernya di youtube.  Setelah melihat trailernya, ternyata memang menyentuh, bahkan saat menonton trailernya pun air mata sudah menetes, aku sih gak kebayang gimana pas nonton film fullnya.  Ya sudah gak usah basa basi lagi sekarang aku bakal ngereview filmnya..

Film Critical Eleven ini dirilis di Indonesia pada tanggal 10 Mei 2017.  Dibintangi oleh aktor aktris terkenal membuat film ini semakin laris.  Yup pemeran utama dalam film ini adalah Reza Rahardian dan Adinia Wirasti yang sudah sangat terkenal karena bakatnya dalam bidang akting.  Film yang berdurasi 2 jam 30 menit ini sangat menyentuh.  Menceritakan tentang kisah sepasang suami istri, yaitu Ale Risjad ( Reza Rahardian ) dan Anya Baskoro( Adinia Wirasti ) yang harus menghadapi kenyataan pahit dalam hubungan rumah tangganya.  Anya yang merupakan anak yatim piatu dan hanya bisa masak telur dadar ini mulai jatuh cinta pada Ale saat ia naik pesawat.  Saat pertemuan pertama, tiga menit awal adalah masa untuk menimbulkan kesan baik atau buruk, sedangkan delapan menit terakhir menjadi momen penentuan, itu pula yang menjadi istilah dalam dunia penerbangan, Critical Eleven 3 menit diawal dan 8 menit diakhir, dimana 80% kecelakaan terjadi pada saat ini.  
Hubungan rumah tangga mereka mulai renggang saat Ale mengajak Anya untuk kembali ke Jakarta padahal Anya sudah sangat nyaman tinggal di New York, padahal Ale yang mengajak Anya tinggal di New York pada awalnya.  Kondisi Anya yg sedang hamil membuat ia jadi lebih emosional.  Masa-masa itu lah yang membuat mereka menjadi sering berantem dan kenyataan pahit pun datang.  Kejadian itu membuat Anya syok dan hampir menjadi gila, ditambah dengan Ale yang terus menyalahkan dirinya bahwa hal ini terjadi karena Anya.  Kira-kira kejadian apa itu? Penasaran?? Yuk nonton filmnya dijamin bakal menyentuh dan bisa membuat kita lebih memahami arti hidup.  Mensyukuri apa yang sudah ada tidaklah mudah.  Dari film ini aku jadi sadar, bahwa uang tidak bisa membayar semuanya.  Hidup kita ini tidak bisa diperbudak oleh uang.  Teman dan keluarga lebih penting dari segalanya, janganlah mengabaikan keluarga dan teman demi uang karena uang tidak bisa membayar segala-galanya.  Masih banyak pelajaran yang aku dapatkan dari film ini.  Jujur disaat aku menonton film ini, aku menangis beberapa kali dan bener-bener terbawa dengan cerita.  Ditambah dengan akting Reza Rahardian dan Adinia Wirasti yang sangat menghayati.  Bener dehh mewekkk :(( :(( :((
Karakter Ale dan Anya secara visual memang sukses mengaduk-aduk perasaan penonton. Selain tentu saja dibuat jatuh cinta, penonton bisa turut hanyut merasakan kepedihan, kemarahan, dan kerapuhan dua karakter utama tersebut. Naskah yang kuat, didukung ekspresi para aktor dan aktris, membuat Critical Eleven menjadi film drama yang nyaman untuk disimak. Namun film ini aku sarankan ditonton oleh anak 13 tahun keatas soalnya ada adegan yang kurang cocok apabila ditonton oleh anak dibawah 13 tahun.  Tak lupa dengan soundtrack yg dinyanyikan Isyana Sarasvati yang berjudul "Sekali Lagi" ini juga menambah keseruan film ini.  Pokoknya keren dehh dan wajib banget ditonton, banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari film ini.  
Sekian review dari saya..

Hasil gambar untuk film critical eleven
Hasil gambar untuk film critical eleven

11.21.2017

Resensi Buku CEWEK!!

RESENSI BUKU CEWEK!!
Judul Buku: Cewek
Penulis: Esti Kinasih
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 424 dengan ukuran halaman 20cm
Tahun terbit: 2005
Bahasa: Bahasa Indonesia
Jenis cover: Soft cover
Buku: Kedua dari penulis Esti Kinasih
Kategori : Teenlit ( novel remaja )

Sinopsis:  Kisah ini menceritakan tentang 3 orang perempuan yang bersahabat .  Mereka terdiri dari Langen yang memiliki kemampuan memimpin, keras kepala dan selalu pentang menyerah, Fani yang manis namun berjiwa pemberontak dan ada Febi yang masih berdarah nigrat.  Mereka semua bersekolah di SMA yang sama dan mereka semua berpacaran dengan 3 orang cowok dengan hobi yang sama, yaitu mendaki gunung.  Dan hobi para cowoklah yang selalu merusak acara ngedate mereka.  Langen dan pacarnya Rei jadian karena memang benar-benar suka, Fani jadian sama Bima karena terpaksa sedangkan Febi dan Rangga kalau pacaran adem-adem ayam gituu.. Karena para cowok selalu mengagalkan acara ngedate mereka akhirnya mereka mengadakan acara kebut gunung dimana para cewek menantang para cowok untuk mengalahkan mereka dalam kebut gunung.  Mereka ( Rei, Rangga dan Bima )harus berjanji, kalau mereka kalah, mereka tidak boleh membatalkan acara ngedate dengan para ceweknya. Didetik-detik terakhir, Langen, Fani dan Febi sudah sangat kelelahan. Kira-kira berhasil gak ya para cewek mengalahkan para cowok yang sudah bertahun-tahun berlatih kebut gunung sedangkan mereka berlatih di bulan-bulan terakhir.. Penasaran?? Yuk baca bukunya

Kelebihan: Gambar covernya bagus dan font juga ukuran tulisannya bagus dan pas untuk buku ini.  Tema yang diambil juga cocok untuk kategori novel remaja.  Sedikit memasukkan kisah hidup penulis, yaitu pendakian, membuat kisah ini semakin hidup.  Bahasa yang digunakan sangat pas dan penempatan setiap katanya pas sehingga cerita mudah dimengerti dan menarik para remaja untuk membacanya.  Selain itu alurnya enak dan mudah dimengerti.  Penokohannya bagus dan muncul dalam setiap bagian cerita sehingga membuat kita sangat mengenali dan memahami setiap karakternya.
Kekurangan: Menurutku, akan lebih menarik kalau ditambah gambar.  Dan jenis kertas yang digunakan bisa dirubah agar lebih awet, soalnya dengan bahan seperti ini buku akan lebih mudah rusak..

Pendapatku sih buku ini bagus dan menarik karena mengusung tema percintaan dan persahabatan yang sangat lekat dengan kehidupan para remaja sehari-harinya.  Alur yang ada pun sangat mudah dimengerti ( tidak berputar-putar ) namun masih kurang ilustrasi karena dengan adanya ilustrasi akan membuat cerita dalam buku semakin hidup.  Bahasa yang digunakan juga enak dan menyenangkan jadi ada Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaulnya juga jadi akan sangat pas untuk dibaca oleh anak-anak SMP.  Dan menurutku sih buku ini cocok dibaca oleh anak SMP karena untuk percintaannya menurutku sangat cocok untuk anak di jenjang SMP.  Hal yang menarik menurutku selama membaca buku ini adalah saat mereka Langen, Fani dan Febi menjebak pacarnya masing-masing dengan berbagai macam cara.  Itu sangat seru karena disana kita bisa membuktikan kalau para cewek bukanlah manusia yang lemah.  Amanat yang aku dapatkan dari buku ini adalah jangan sombong kalau sudah memiliki kehebatan dalam satu bidang, bagikan hal tersebut pada orang lain karena kalau tidak dibagikan juga pelajaran yang kita miliki akan sia-sia.  Dan pilihlah prioritas jangan memilih satu hal hanya karena suka, tapi pikirkan juga dampak kedepannya gimana.  Tokoh yang paling berkesan untuk ku sih adalah Langen karena Langen itu sifatnya keras dan tegas ia juga pantang menyerah dan menurutku akan bagus kalau aku contoh beberapa sifatnya yang baik.  Saran untuk penulis sebaiknya tambahkan gambar, seperti yang sudah aku katakan tadi, dan tambahkan konfliknya kalau bisa agar lebih menyenangkan.  

11.04.2017

Resensi Buku Blue Romance

Judul Buku: Blue Romance
Penulis: Sheva Thalia
Tahun Terbit:  September 2012
Penerbit: Plot Point
Jumlah Halaman: 216 halaman
Harga: Rp.38.000,00
Seri: Omnibook
Bahasa: Indonesia, Prancis, Inggris

Buku ini menceritakan tentang sebuah café yang bernama Blue Romance. Café tersebut selalu menjadi saksi dalam kisah hidup setiap pengunjung.  Café ini juga menyediakan berbagai macam jenis kopi seperti Latte, Espresso, Americano, dan Affogato yang selalu bisa menggambarkan setiap perjalanan hidup para pengunjung.  Ada kisah Chandal yang kedua orang tuanya bercerai kemudian di Blue Romance ia menceritakan kidah hidupnya ditemani secangkir kopi Espresso, ada kisah Nico yang bertemu dengan sahabat lamanya di café, dan masih banyak lagi.. Mau tahu kelanjutannya? Yuk langsung dibeli aja bukunya!

Kelebihan: Kata-katanya mudah dibaca dan mudah dimengerti, ilustrasinya bagus, covernya bagus dan warna-warni sehingga memikat para pembaca atau pembeli

Kekurangan: Mungkin ukuran tulisannya terlalu besar untuk anak-anak remaja karena kan dari cerita ini menggambarkan bahwa buku ini ditujukan untuk anak remaja dan menurutku untuk anak remaja ukuran fontnya terlalu besar. Covernya juga kayaknya kurang bagus karena mudah rusak dan kelipat.  Dan dari sisi tulisan,menurut aku rada memusingkan soalnya  bahasanya campur-campur Indonesia, Inggris dan Prancis.  

Opini: Menurutku, cerita di buku ini bagus dan menarik karena kata-katanya mudah dimengerti selain itu Tapi sebaiknya jangan dicampur-campur bahasanya karena malah memusingkan.  Dan menurutku buku ini cocok dibaca oleh anak remaja dan orang dewasa karena seperti tadi yang sudah aku sebutkan, bahasanya kurang cocok dengan anak kecil dan dari segi tema dan ceritanya juga kurang  cocok untuk dibaca oleh anak-anak.  

Hasil gambar untuk gambar buku blue romance                                                        Hasil gambar untuk gambar buku blue romance   Hasil gambar untuk gambar buku blue romance

10.11.2017

Menyusuri Jejak Indonesia

Di kelas 8 ini, aku dan teman-teman sudah membuat 2 proyek, yang pertama adalah proyek peta dan yang kedua adalah proyek karya mekanis.  Proyek karya mekanis ini merupakan sebuah karya yang menggambarkan Indonesia sejak jaman purba sampai orde baru.  Di karya ini, aku membuat sebuah karya yang tema besarnya adalah agama Hindu.  Tujuan dari karya mekanis ini adalah untuk membagikan pengetahuan kami kepada orang banyak dalam bentuk karya visual. 
Karya yang aku buat tentang agama Hindu, dan kalau secara spesifik, aku menggarap di kerajaan Majapahit.  Dalam karya ini aku menampilkan Mahapatih Gajah Mada dan 2 prajurit lainnya. Dalam karya ini aku hanya memberikan latar belakang yang biasa saja dan tidak banyak menceritakan keadaan.  Dalam karya ini aku menggunakan 1 buah dus yang aku bagi 2 yang kemudian aku jadikan bagian utama.  Disana aku membuat mekanisnya dengan menggunakan karpet bekas dan beberapa tusuk sate.  Bahan yang aku gunakan dalam membuat karya mekanis ini sangatlah sederhana dan mudah kita jumpai bahkan biasanya barang-barang tersebut kita buang.  Jujur sebelum membuat karya ini,aku tidak kepikiran bahwa karya ini akan menarik dan bagus.  Pada awalnya aku berpikir bahwa karya ini akan sangat susah dan membosankan, tapi ternyata setelah eksekusi, tidak sesusah dan se membosankan seperti yang aku bayangkan.  Jadi karya yang aku buat itu menceritakan tentang Gajah Mada yang sedang bersiap perang dan ceritanya dia juga lagi membacakan sumpahnya yaitu Sumpah Palapa yang isinya ia tidak akan memakan buah palapa sebelum berhasil menyatukan Indonesia.  Karya mekanis yang aku buat juga menceritakan Gajah Mada yang sedang ada di hutan pohon maja. 
Sebelum mulai membuat karya, aku dan teman-teman saling berbagi informasi tentang linimasa terbentuknya Indonesia kemudian setelah itu, aku dan teman-teman saling membagi tema, dan beberapa tema besarnya adalah evolusi manusia purba, kerajaan Hindu, kerajaan Budha, masa kemerdekaan dan masa orde baru.  Setelah membagi-bagi tema besar, aku mulai melakukan riset dan melihat beberapa video tentang mekanis. Kata kunci yang kami gunakan ada banyak salah satunya adalah automaton, setelah mengetik, akan keluar banyak sekali video-video tentang karya mekanis.  Setelah selesai mencari beberapa informasi, aku mulai membuat gambar rancangan karya kemudian mulai mencari kardus yang bisa aku gunakan.  Setelah rancangan gambar disetujui oleh kakak, aku mulai mencoba membuat karya mekanis (belum yang final) dan ternyata setelah mencoba, mekanisnya tidak berjalan dengan baik, kadang macet dan kadang gak jalan sama sekali.  Akhirnya aku pun meriset ulang tentang karya mekanis kemudian aku menemukan cara gerak karya mekanis yang lebih mudah dan ternyata setelah dicoba bisa berjalan dengan baik.  Tanpa menunggu lama, aku langsung membuat karya mekanisnya dan dalam 2 hari, mekanisnya sudah berjalan dengan baik dan disana aku merasa sangat senang.  Setelah itu aku mulai menggambar Gajah Mada dengan kedua prajuritnya. Disana aku merasa sangat kesulitan, karena memang aku kurang bisa maksimal dalam menggambar apalagi menggambar hewan, itu sudah menjadi kelemahanku sejak dulu.  Saat itu aku sempat merasa putus asa karena takut juga karyanya jelek.  Akhirnya aku memutuskan untuk mencari di youtube cara menggambar kuda dan ternyata ada.  Rasanya senang sekali, karena aku akhirnya bisa menggambar kuda dengan bagus.  Setelah menggambar 3 kuda beserta prajuritnya, aku melanjutkan karyaku, aku mulai memasangkannya ke karya mekanis yang besarnya, kemudian minta saran ke kakak.  Setelah itu, Kak Diki dan Kak Olin bertanya pada aku bagaimana kalau dikasih background? Setelah aku pikir-pikir dan aku pertimbangkan,akhirnya aku membuat latar belakangnya.  Mengerjakan latar belakangnya menurutku terlalu lama, karena aku sudah sedikit males ngerjainnya tidak tau kenapa, tapi aku paksakan dan akhirnya selesai juga mengerjakan latarnya walaupun baru selesai setelah 1 minggu.  Setelah semua karya mekanisku selesai, sudah dengan cat, aku membantu beberapa teman karena memang aku masih memiliki banyak waktu yang tersisa.  Di beberapa hari terakhir, aku memaksimalkan lagi karyaku dengan menambahkan origami burung dan tulisan “Mahapatih Gajah Mada”. Oh iya, ditengah-tengah waktu membuat karya ini, kami kedatangan seorang narasumber yaitu kak Maliyanti atau sudah biasa dipanggil Ibu Kardus.  Saat beliau datang, beliau banyak berbagi cerita dan banyak membantu aku dalam pembuatan karya ini.  Sebelum beliau datang, kuda yang aku buat  geraknya bukan keatas melainkan muter-muter gak jelas.. Nah setelah beliau datang dan mengetahui masalah aku, beliau memberikan beberapa saran yang sekarang aku gunakan dan ternyata saran tersebut sangat ampuh dan hasilnya sangat memuaskan, kuda yang ada di karya aku jadi tidak muter-muter. Alokasi waktu yang kami gunakan dalam membuat karya mekanis ini kurang lebih 2 bulan dan ternyata setelah dilihat, aku lumayan puas dengan karya mekanisku, karena dengan mood aku yang gak beraturan dan pemakaian waktu yang kadang gak efektif, tapi hasilnya bisa sama dengan apa yang ada di bayanganku dan mekanisnya bisa berjalan dengan baik. 
Dari proyek ini aku belajar menjadi orang yang lebih sabar dan jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu.  Aku juga belajar untuk menjadi orang yang tidak mudah putus asa dan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan sebelum tahu apa yang sebenarnya terjadi.  Selain itu aku juga belajar bahwa membuat sebuah karya yang bagus tidak harus selalu menggunakan bahan-bahan yang sama bagusnya dan mahal, kita bisa menggunakan bahan-bahan dirumah yang sudah tidak terpakai dan sudah mau dibuang kemudian mengubahnya menjadi karya yang bagus bahkan bermanfaat bagi orang banyak.  Aku juga jadi seperti merecall ulang sejarah Indonesia yang sudah sempat aku lupakan.  Sungguh menyenangkan proyek kali ini, karena yang awalnya aku anggap negatif malah menjadi kegiatan yang paling aku sukai.  J