4.19.2021

Resensi Buku Filosofi Teras (Henry Manampiring)

 

Judul Buku:Filosofi Teras
Penulis:Henry Manampiring
Penerbit:Kompas
Jumlah Halaman:312 halaman
Tahun terbit: 2018
Bahasa: Bahasa Indonesia
Jenis cover: Soft cover
Kategori:Self Improvement
Harga: Rp.98.000
 
Dalam buku ini, kak Henry Manampiring mencoba menjelaskan sebuah filosofi yang cukup terkenal, yaitu filosofi stoicism. Walaupun membahas mengenai filsafat yunani-romawi kuno, namun untukku yang merupakan seorang anak SMA, buku ini membuat filsafat yang awalnya sulit di mengerti jadi mudah dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Selain menjelaskan ilmu stoicism, kak Henry Manampiring juga memberikan cukup banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membuat filosofi ini terasa dekat dengan kita. Sebenarnya, filosofi ini sudah diterapkan oleh beberapa orang, hanya mereka tidak sadar bahwa mereka menerapkan ilmu stoicism. 

Ilmu stoicism sendiri, adalah ilmu yang mempercayai bahwa di dunia ini hanya ada 2 hal, yaitu yang bisa kita kontrol dan yang tidak bisa kita kontrol. Dan hal yang bisa kita kontrol hanyalah pikiran kita, tindakan kita dan perkataan kita sendiri. Selain itu, semuanya adalah hal diluar kendali kita. Untuk mencapai kebahagiaan, ada baiknya kita fokus dan menyimpan kebahagiaan ke hal yang bisa kita kontrol, agar tidak mudah kecewa.

Selain itu, ilmu ini mempercayai bahwa semua kejadian itu sebenarnya netral. Yang membuat suatu kejadian positif atau negatif adalah pikiran dan perspektif kita saja. Misalnya, karena kita ada trauma masa kecil, pengalaman pribadi dan sebagainya, sehingga kita men-cap suatu kejadian baik atau buruk.
 
 
Kelebihan dari buku ini adalah bisa mengemas filosofi yang tadinya memusingkan, jadi mudah dimengerti. Sebagai anak muda yang baru mendalami ilmu filsafat, buku ini membuatku jadi mengerti dan ingin lebih mendalaminya.  Selain itu yang aku suka dari buku ini adalah ilustrasinya yang lucu. Walaupun ilustrasi dalam buku ini tidak banyak, tapi sekalinya ada ilustrasi bagus dan lucu jadi cocok sih dengan pembawaan buku ini yang santai. Seperti yang sudah aku jelaskan tadi, pemilihan kata yang ada di buku ini sangat cocok dengan anak muda, menggunakan bahasa sehari-hari jadi dekat dengan kehidupan anak muda. 

Satu hal lagi yang aku suka dari buku ini adalah adanya ringkasan di setiap akhir bab. Menurut aku ini keren banget, karena membuat kita jadi lebih paham tentang bahasan setiap babnya. Aku sendiri memang mencatat hal-hal penting yang aku dapat dari setiap babnya, dan dengan ringkasan di akhir bab, mempermudahku dalam membuat catatan tentang filosofi stoicism ini.

Untuk teman-teman yang punya rekomendasi buku filosofi bisa banget untuk tulis di comment yaa biar bisa aku bikin reviewnya juga.
 
Namun kekurangan dari buku ini adalah, mungkin bisa dibuat dengan hard cover, jadi lebih bagus sih. Tapi menurutku, soft coverpun gapapa karena designya udah menarik banget


Sekian review buku filosofi teras by Kak Henry Manampiring. Jujur aku suka banget sama buku ini sih, next aku pengen baca buku kak Henry Manampiring yang lain nih, yang judulnya The Alpha Girl Guide. Kalau sudah selesai baca, aku bakal bikin reviewnya lagi kok, jadi ditunggu aja yaa

2.15.2021

Mental Health: Mengapa Penting Dan Bagaimana Menjaganya? #MentalHealthRangersSatuPersen

 Kata mental health, mungkin masih asing terdengar di telinga. Tapi tahukah kamu, kesehatan mental adalah salah satu aspek di dalam tubuh yang harus kamu jaga. Bagi kebanyakan orang, kesehatan fisik lebih penting dibandingkan kesehatan mental, padahal kalau kita tidak sehat mental, kita tidak bisa disebut sehat.



Lalu, apa sih yang bisa membuat kita disebut sebagai orang yang sehat mental? Pertama, kita mampu mengelola emosi kita. Orang yang sehat mental biasanya memiliki mood yang terkendali dan memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik. Kedua, orang yang sehat mental, akan memiliki optimisme lebih tinggi terhadap suatu hal dibandingkan orang yang tidak sehat mental. Ciri ketiga adalah terbuka dan mampu menerima kritik dari orang lain. Memang tidak semua kritik harus kita terima, tapi sikap terbuka ini sangat penting. Ciri terakhir orang yang sehat mental adalah mudah bangkit dari kegagalan atau keterpurukan. Orang yang sehat mental mampu berpikir positif dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif.



Walaupun isu kesehatan mental masih sering dianggap tabu, sudah cukup banyak orang yang menyuarakan isu ini. Baik membuat kampanye, menyebarkan informasi kesehatan mental dan masih banyak lagi. Kalau kita memetakan kembali, sebenarnya apa sih yang membuat kesehatan mental dianggap tabu oleh masyarakat? Pertama karena kata ‘kesehatan mental’ masih berorientasi pada orang yang sakit jiwa (gila), padahal kesehatan mental dan ‘gila’ itu memiliki makna yang berbeda. Ga semua orang dengan gangguan kesehatan mental bisa menyakiti. Kedua, kita masih sering menganggap bahwa kesehatan mental tidak penting dan merupakan kesalahan sendiri. Terakhir, orang dengan kesehatan mental rendah seringkali menganggapnya sebagai kelemahan sehingga merasa malu untuk menyuarakan atau meminta bantuan pada profesional.

Kalau kita kerucutkan permasalahan ini di Indonesia, sebenarnya ada beberapa hal yang membuat isu ini masih minim penanganannya. Seperti masih kurangnya tenaga kesehatan mental. Menurut data Riset Kesehatan Dasar dari Kemenkes RI, Indonesia hanya memiliki 2500 psikolog klinis dan 600–800 psikiater. Dimana dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta orang, berarti 1 psikiater harus melayani 300.000–400.000 pasien. Selain itu, penyebaran psikolog dan psikiater di Indonesia masih belum merata loh..

Masalah kedua adalah kurangnya fasilitas kesehatan mental yang disediakan oleh pemerintah. Selain itu, aksesnya juga masih kurang untuk masyarakat, misalnya BPJS yang hanya bisa diakses di masyarakat kota. Dan dari data 2018, Indonesia hanya memiliki 48 rumah sakit jiwa loh, dan ada 9 provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa.



Masalah terakhir adalah karena stigma negatif yang beranggapan bahwa kesehatan mental adalah orang yang sakit jiwa. Kayak misalnya ada orang yang stress, dibilang kerasukan jin terus yang panic attack dibilang lebay lah dan sebagainya, bahkan sampai ada pemasungan. Stigma negatif ini bisa ada karena masih kurangnya edukasi kesehatan mental kepada masyarakat.

Baca Juga: https://satupersen.net/blog/konsultasi-dengan-mentor-satu-persen-apakah-valid-dan-reliabel

Nah setelah mengetahui ciri-ciri orang sehat mental dan kenapa isu ini masih jarang diketahui masyarakat, apakah kalian tahu apa definisi dari kesehatan mental? Menurut WHO kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.


 

Kesehatan mental dan gangguan mental memiliki pengertian yang berbeda yaa..seseorang bisa mengidap kesehatan mental yang buruk tapi tidak mengidap gangguan mental.

Tonton juga: https://www.youtube.com/watch?v=-Vn2LB7GZbI

Lalu kenapa sih menjaga kesehatan mental itu penting? Orang dengan sehat mental, berarti mereka menyadari pentingnya peduli terhadap diri sendiri. Bisa disebut juga sebagai self awareness atau kesadaran diri untuk memperhatikan dan memedulikan diri.

Kesehatan mental berkaitan dengan kesehatan fisik kita. Kalau mental kita ga sehat, kita tidak akan mendapatkan kesehatan fisik yang seutuhnya. Penelitian sudah membuktikan bahwa tanpa mental yang baik, kita akan lebih mudah terserang penyakit.


 

Kedua kesehatan mental bisa berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang. Orang dengan masalah kesehatan mental seringkali memiliki permasalahan terkait relasi, perawatan diri, komunikasi dan lain sebagainya. Selain itu, hal ini juga berlaku sebaliknya. Apabila lingkungan sosial sehat, kesehatan mental kitapun akan baik.

Ketiga, dengan kesehatan mental yang baik, kita akan lebih bersemangat dalam berkegiatan. KIta juga tidak akan mudah stress dan lebih optimis dalam menjalani kegiatan. Kesehatan mental yang baik juga bisa membuat seseorang memiliki fokus dan kemampuan konsentrasi yang baik. Maka dari itu menjaga kesehatan mental harus kita jaga sejak dini.

Orang dari berbagai usia bisa saja mengalami gangguan kesehatan mental, maka dari itu, edukasi mengenai kesehatan mental harus sudah diberikan sejak dini.


 

Kesehatan mental merupakan isu yang sangat luas, kayaknya ga akan cukup kalau semuanya aku bahas di blog ini. Jadi sekarang aku akan membahas isu kesehatan mental secara singkat yaa.. Kesehatan mental sendiri ada cukup banyak jenisnya, dan kali ini aku akan membahas 3 dari sekian banyak jenis kesehatan mental.

Pertama adalah gangguan kecemasan, atau lebih sering disebut anxiety disorder. Biasanya, penderita akan merespons benda atau situasi tertentu dengan sangat ketakutan, disertai gejala panik seperti detak jantung yang cepat dan berkeringat. Jadi gangguan mental ini akan membuat penderitanya panik, cemas dan khawatir berlebihan.


Kedua adalah gangguan obsesif-kompulsif atau lebih sering disebut sebagai Obsessive-compulsive disorder (OCD). Penderita OCD akan sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Ada pikiran, gambar, atau dorongan yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan memasuki pikiran dan menyebabkan rasa cemas, jijik, takut atau tidak senang. Contohnya adalah saat orang yang takut terkena penyakit sehingga terus menerus membersihkan tangannya, setiap 5 menit padahal ia tidak menyentuh apapun.


Terakhir adalah gangguan stress pasca trauma, atau lebih sering disebut sebagai Post-traumatic stress disorder (PTSD). PTSD adalah kondisi yang dapat berkembang setelah kejadian traumatis, seperti pelecehan seksual, kekerasan, kecelakaan, bencana alam, atau kematian seseorang yang dicintai.

Walaupun terlihat menyeramkan, semua gangguan kesehatan mental itu bisa diobati kok. Kalian bisa menghubungi psikolog atau psikiater untuk mendiskusi permasalahanmu. Atau kalian juga bisa mendiskusikannya dengan social workers, marriage counselor, mental health nurse practitioners, life coach atau bahkan pastoral counselor.


Baca Juga: https://satupersen.net/blog/blog-jenis-jenis-tenaga-kesehatan-bukan-cuma-psikolog-dan-psikiater-doang

Menjaga kesehatan mental, bisa kalian mulai dari hal kecil dan kegiatan keseharian loh.

  1. Menjalin hubungan dengan orang lain. Sebagai mahkluk sosial, pastinya manusia perlu berkomunikasi, perlu dukungan dan perlu didengarkan. Menjalin hubungan dengan orang lain terbukti bisa membantu meminimalisir masalah emosional karena kalian bisa berbagi cerita dengan teman dan mendapatkan solusi serta dukungan.
  2. Tetap aktif berkegiatan. Aktif berkegiatan bukan berarti kalian sibuk 24 jam bekerja, tapi kalian bisa mengerjakan suatu kegiatan yang mendukung kesehatan mental. Seperti berolahraga, meditasi atau melakukan hobi. Ketika kamu sedang berpikir negatif yang membuatmu mengalami depresi atau semacamnya, hobi bisa mengalihkan fokus pikiranmu. Sebab kamu akan disibukkan dengan suatu aktivitas yang mampu membuka pikiran untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
  3. Belajar mengendalikan stress dan mengelola emosi. Salah satu kegiatan yang bisa kalian lakukan untuk kegiatan ini adalah dengan melakukan meditasi.
  4. Menerapkan pola hidup sehat, dengan makan makanan sehat, rutin berolahraga dan memiliki pola tidur yang baik. Sering berolahraga juga penting untuk meningkatkan kepercayaan terhadap diri sendiri. Selain itu, aktivitas fisik juga bisa membantumu agar lebih berkonsentrasi. Selain itu, pilihan makanan yang kaya akan gizi sangat baik untuk perkembangan pola pikir. Pola tidur yang kurang baik juga bisa berpengaruh terhadap kondisi emosioal kita serta konsentrasi yang kurang.
  5. Rutin melakukan refleksi untuk menemukan makna dan tujuan hidup. Kesehatan mental sudah pastinya harus melihat tolak ukur yang selama ini kamu lakukan dan kamu alami. Agar kualitas hidup terus membaik, kamu perlu melakukan evaluasi diri untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki. Demikian juga dengan hal-hal positif yang perlu ditingkatkan untuk menunjang aktivitas berikutnya.


Tips-tips di atas memang gak harus langsung kalian dilakukan sekaligus dan di waktu bersamaan. Butuh waktu untuk bisa melaksanakan semua itu, dan prosesnya belum tentu berjalan lancar. Seperti kehidupan, selalu ada tantangan untuk menuju kesuksesan tetapi itu menjadikan kita manusia memiliki kesehatan mental yang kuat.

Buat yang masih bingung atau mengalami beberapa permasalahan terkait kesehatan mental, kalian bisa banget nih, ikut layanan online konselingnya Satu Persen, dengan cek link dibawah ini:

https://satupersen.net/layanan/konsultasi/konseling

atau mengikuti tes online dari Satu Persen, dimana disana ada banyak banget tes yang bisa kalian coba. Ada tes untuk lebih mengenali diri, mengetahui kesehatan mental, tipe-tipe manusia dan masih banyak lagi yang pastinya seru-seru banget. Bisa kalian cek di link:

https://satupersen.net/quizzes

2.06.2021

Menjadi Produktif di Masa Pandemi

 

Produktif.  Kata itu memang sering sekali kita dengar, tapi sebenarnya apa sih makna dari kata produktif? Produktif berarti kita menggunakan waktu yang kita miliki untuk mengerjakan hal bermanfaat atau mampu menghasilkan sesuatu. Mungkin, makna produktif bagi masing-masing orang berbeda, ada yang harus mengerjakan dan menyelesaikan banyak tugas dulu baru bisa disebut produktif, tapi ada juga yang bangun tidur kemudian membereskan ranjang, sudah menjadi produktif.  Makna produktif itu juga ga salah, setiap orang memiliki maknanya masing-masing. 


 

Nah kenapa sih, produktif itu penting.  Kayaknya selama ini aku ga produktif juga masih gapapa, masih bisa sekolah, dan sebagainya. Tapi sebenarnya kalau kita produktif, kita bisa meraih lebih banyak hal loh. Produktivitas tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tapi juga orang lain loh, coba deh kalau kalian punya temen yang produktif, pasti ada untungnya juga di kalian, tapi ini bukan berarti kalian jadi males-malesan ya karena udah punya temen yang produktif. Kalau kita produktif, kita jadi lebih banyak menyelesaikan pekerjaan, kemudian kita jadi punya waktu lebih banyak untuk diri sendiri.

Contohnya kita punya tugas sekolah, dan tugas komunitas. Kalian sudah membuat jadwal nih, jam 8-12 kalian akan mengerjakan tugas sekolah, kemudian jam 1-4 kalian akan mengerjakan tugas komunitas. Nah kalau kalian bisa mengerjakan sesuai jadwal, berarti produktif di jam yang sudah kalian tentukan, kalian bisa punya banyak waktu utuk istirahat, mengembangkan hobi atau melakukan eksplorasi untuk hal-hal lain. 

Sebenernya dengan lebih produktif, pintu dengan kesempatan2 keren bakalan terbuka lebih banyak. Kalau kalian bisa mengerjakan banyak hal dengan maksimal, bisa aja nih misalnya kalian dinaikkin jabatan, karena professional, pekerjaan semua selesai dan maksimal.  Selain itu, kalau buat kita para remaja dengan lebih produktif kita jadi bisa punya waktu lebih banyak buat diri sendiri. Waktu itu bisa kita gunakan untuk mencoba hobi baru atau sekedar bersantai untuk merecharge diri. 

Setelah mengetahui bahwa menjadi produktif itu penting, lalu apa sih yang bikin kita jadi males? Menurut penelitian, ada banyak aspek yang bisa mempengaruhi produktivitas seseorang, seperti pola hidup yang kurang sehat, tidak adanya motivasi, tidak memiliki tanggung jawab diri, terbiasa menunda, kelelahan dan terakhir adalah karena adanya faktor eksternal, yang tentunya ga bisa kita kontrol.  


 

Pola hidup yang kurang baik, seperti tidur yang tidak beraturan, makan tidak sehat dan tidak berolahraga membuat kita jadi lebih sering merasa malas. Tidur yang tidak cukup membuat kita mengantuk di jam sekolah, sehingga lebih sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan, kemudian kalau kita tidak rajin berolahraga, otak kita jadi lebih lambat dalam memproses sebuah pelajaran.  Menurut penelitian, berolahraga minimal 10 menit dalam sehari, bisa membuat kita lebih cepat menyerap dan mempelajari hal baru loh.

Kurangnya motivasi bisa membuat seseorang mudah putus asa kemudian berhenti melakukan sesuatu di tengah jalan. Makanya penting banget untuk mementukan motivasi awal kalian, bisa yang jangka panjang atau jangka pendek. Kalau jangka panjang misalnya cita-cita kalian, misalnya menjadi dokter  kalau jangka pendek misalnya menambah pengetahuan mengenai ilmu kedokteran. Nah karena kalian punya motivasi, biasanya kalian lebih bersemangat dan kemungkinan untuk berhenti ditengah jalan lebih sedikit.

Orang yang tidak memiliki tanggung jawab dan disiplin diri akan lebih sulit menjadi produktif, karena ia merasa bisa menunda segalanya dan merasa itu bukan tanggung jawabnya. Kebiasaan atau sifat kita itu harus kita hilangkan karena

Terakhir adalah karena adanya faktor eksternal, misalnya saat kita akan mengerjakan tugas atau bekerja kemudian ada notif WA atau email masuk, dimana hal itu berada di luar kendali kita. Nah, biaanya kalau kita tidak bisa mengontrol diri dan terus menerus tergoda untuk melihat HP, kita akan menunda pekerjaan sehingga akhirnya tidak selesai. Karena tidak selesai, bisanya kita jadi emosi dan kelelahan, yang berdampak mood jadi berantakan, pekerjaan juga tidak selesai.

Hal-hal yang disebutkan diatas, sebenarnya bisa kita atasi dengan berbagai cara, nah aku punya beberapa tips nih tentang bagaimana menjadi lebih produktif. Ada banyak hal yang bisa kalian lakukan, dan lagi-lagi aku mengingatkan bahwa menjadi produktif bagi setiap orang memiliki makna yang berbeda yaa. 


 

Tips pertama dalah dengan menentukan motivasi atau goals kalian, ga usah yang terlalu sulit, bisa saja goals terdekat kalian. Dengan motivasi tersebut, biasanya kalian menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan sesuatu dan tidak akan berhenti di tengah jalan.

Tips kedua adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, istirahat cukup, rutin berolahraga walau sebentar dan mengkonsumsi makanan sehat. Kalau kalian memiliki jadwal tidur teratur, kalian jadi tidak mengantuk di jam sekolah, kemudian dengan rutin berolahraga, kalian bisa mempelajari satu hal dengan lebih cepat.

Ketiga, hentikan kebiasaan menunda pekerjaan, kalau terbiasa menunda, diakhir kalian akan jadi bingung dan stress sendiri karena ternyata banyak pekerjaan yang belum diselesaikan.  Kalau memang tidak ada halangan, akan lebih baik kalau kalian langsung mengerjakan opekerjaan, agar tidak menumpuk di akhir. Kemudian kalau tiba-tiba ada tugas tambahan, kalian jadi bisa santai, ga panik karena ternyata ada banyak tugas yang belum selesai.

Selanjutnya adalah dengan terbiasa membuat to do list harian, jadi kalian tahu apa saja yang harus dikerjakan di hari tersebut. Dengan membuat to do list, kalian akan menjadi lebih bersemangat dan membuat pekerjaan jadi lebih terorganisir.

Nah setelah membaca dan mengetahui tentang pentingnya menjadi produktif, apakah kalian mau merubah diri agar lebih produkif di masa pandemi ini?