8.21.2019

Apakah Anda Peduli Dengan Sampah?

Hari Rabu, tanggal 14 Agustus 2019, KPB kedatangan narasumber, yaitu Kak Siska yang merupakan seorang jurnalis koran Pikiran Rakyat dan seseorang yang sudah melakukan zero waste.  Zero waste sendiri adalah sebuah kegiatan yang bertujuan mengurangi sampah atau bahkan menghentikan produksi sampah. Beliau sendiri sudah melakukan zero waste sejak 2012 dan ia terinspirasi dari hobinya mendaki gunung, dimana disana ada banyak sekali sampah bertebaran.  

Ia bercerita bahwa saat ia mendaki gunung, ada banyak orang yang membawa karung besar di punggungnya saat turun.  Dan apakah kalian tahu apa yang ada di dalam karung tersebut? Ya, yang mengisi karung tersebut adalah sampah-sampah plastik yang ada di puncak gunung.  Tapi apakah dengan membawa sampah ke bawah akan menyelesaikan permasalahan sampah? Tentu saja tidak! Karena sampah yang dibawa ke bawah akan tetap menumpuk, tapi di bawah gunung buan di puncak.  Dibawah ada banyak hewan seperti babi dan monyet peliharaan warga dimana saat banyak sampah menumpuk, hewan-hewan tersebut mengkonsumsi sampah-sampah plastik. Mencengangkan bukan?!

Untuk membantu mengurangi sampah, Kak Siska mulai membawa botol minum sendiri dan jirigen besar untuk air tambahan (karena durasi mendakinya cukup lama).  Kenapa menurut Kak Siska membawa jirigen dan botol minum sendiri merupakan cara yang tepat untuk mengurangi sampah? Karena tempat minum dan jirigen itu pasti akan dibawa pulang lagi, tidak mungkin ditinggal di puncak.  Makanan yang dibawa oleh Kak Siska pun sudah tidak memproduksi plastik lagi. Makanan manis yang digunakan sebagai penambah energi ia ganti, dari yang awalnya coklat menjadi dodol dimana bungkusnya merupakan daun jagung yang bisa dijadikan pupuk. Bayangkan kalau membawa coklat, sampah yang dihasilkan akan banyak sekali.  Makanan berat yang dibawa pun ia ganti menjadi nasi timbel dan lontong, yang lagi-lagi bungkusnya bisa dijadikan pupuk dan praktis (tidak usah masak dulu). Ia juga membawa sayur dan buah-buahan tanpa plastik, karena sampahnya bisa ia jadikan kompos.  

Selain sampahnya bisa dijadikan kompos, biji dari buah itu juga bisa dikembangbiakkan dan dijadikan tanaman baru.  Tapi biji dari buah tersebut, tidak boleh dibuang di puncak gunung, karena gunung bukan habitat yang tepat untuk buah-buahan dan kalau dia dipaksa untuk tumbuh di habitat yang salah ia akan mengganggu tanaman lain dan malah merusak yang lainnya.  

Apakah kalian tahu apa itu Hari Sampah Nasional? Ya, Hari Sampah Nasional memperingati TPA LeuwiGajah yang meledak akibat dari sampah yang terlalu banyak.  Sampah-sampah yang banyak itu menghasilkan gas-gas yang lama kelamaan bisa meledak. Akibat meledaknya TPA tersebut, ratusan orang di sekitar sana meninggal dunia.  Sekarang sampah-sampah yang dihasilkan di Kota Bandung dibuang ke TPA Sarimukti. Tentu saja kalau sampah yang kita produksi masih banyak, TPA Sarimukti bisa meledak juga seperti TPA LeuwiGajah. Kalian tidak ingin hal itu terjadi lagi kan? 

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari sampah.  Level awal atau level yang paling mudah adalah kalian membawa tempat makan dan tumbler sendiri kemanapun kalian pergi.  Saat jajan pun, usahakan untuk menggunakan tempat bekal sendiri, agar tidak menghasilkan banyak sampah plastik. Dengan begitu, kalian bisa hidup sehat, karena kalian akan lebih banyak mengkonsumsi air putih. Kemudian kalian bisa mulai menolak kantong plastik dan membawa kantong kain sendiri.  Kalian tidak perlu malu untuk menolak kantong plastik, karena gerakan sekecil itu pun sudah cukup banyak untuk membantu menyelamatkan bumi. Ingat kelakuan kita di luar rumah mencerminkan kelakuan kita selama kita berada di rumah.  

Kemudian level menengah, kalian bisa lebih banyak mengkonsumsi makanan natural atau yang tidak menggunakan kemasan plastik, kemudian mulai mengkompos dan eliminasi produk sampah (simplify).  Tapi dengan mengkompos, sebenarnya kita hanya menyelesaikan 50% masalah sampah karena mengkompos hanya menyelesaikan masalah sampah organik.  

Dirumah kak Siska, bumbu dapur hanya garam gula dan merica, tidak pakai bumbu instan dll.  Walaupun dengan menggunakan garam dan gula pun masih menghasilkan sampah, tapi tidak lebih banyak dari menggunakan bumbu instan.  Karena sudah terbiasa hanya menggunakan garam, gula dan merica, lidah beliau jadi lebih sensitif dan saat makan Indomie pun ia merasa kalau itu pahit.  Menarik bukan? Kak Siska masih tetap menggunakan minyak goreng, tapi ia membeli minyak goreng kemasan jirigen, jadi jangka waktu pemakaian nya lebih lama dan jirigennya pun bisa dipakai ulang atau diberikan ke bank sampah.  Ia menjelaskan, kalau minyak 1 jirigen itu bisa digunakan untuk 9 bulan. Ia hanya menggunakan sedikit untuk menumis sayuran dan kalau menggoreng pun ia tidak menggunakan minyak banyak, jadi tidak menghasilkan minyak jelantah.  Dengan mengurangi sampah, tanpa sadar hidup kita jadi lebih sederhana dan seperti kembali ke jaman dahulu (semua kembali ke alam)

Setelah level menengah, kita bisa mencoba level lanjut yaitu bug nothing and DIY.  Sejak tahun 2015, Kak Siska tidak membeli baju apapun tapi mengeluarkan baju2 dan sepatu yang sudah jarang digunakan.  Selain baju dan sepatu beliau juga menggantikan pasta gigi dengan jeruk nipis, menggantikan sabun dengan lidah buaya dan menggantikan detergen dengan buah lerak.  Kak Siska menggunakan Exo Enzim (yaitu fermentasi kulit buah) untuk mencuci piring. Kulit buah yang digunakan bisa beragam, sebagai contoh yaitu kulit jeruk dan lemon.  

Pemakaian sumber daya juga harus diperhitungkan jangan rakus, karena untuk mengembalikannya itu membutuhkan waktu yang cukup lama dan memakan sumber daya lain juga.  

Kak Siska juga selalu berbelanja di pasar tradisional untuk meminimalisir sampah plastik.  Kalau belanja di supermarket kan biasanya semua sudah diplastikin. Saat Kak Siska belanja di pasar, tidak jarang ia dimarahi dan ditegur oleh pedagang karena membawa plastik atau kantong sendiri karena katanya nanti timbangannya tidak benar dan akan menyulitkan.  Kultur di pasar tradisional memang lebih susah, karena masih kurang edukasi tentang sampah. Mereka masih menganggap kalau plastik tidak apa2 digunakan.  

Di YPBB Bandung yang kita bisa beli tepung, shampo pake botol sendiri.  Jadi kita tidak menghasilkan banyak sampah plastik. Selain membantu alam, dengan zero waste, kita bisa membantu perkembangan ekonomi juga.  Ada banyak jenis plastik yang kita gunakan setiap hari, salah satunya adalah jenis kompostable yaitu jenis plastik yang tidak ada kandungan plastiknya sama sekali dan mudah sekali terurai.  

Apakah anda pernah mendengar tentang bank sampah? Ya, bank sampah adalah tempat penyaluran sampah yang sudah dipilah.  Terkadang saat kita sudah memilah sampah di rumah, kita suka kesal karena di tukang sampah, sampah yang sudah kita pilah, disatukan lagi.  Toh untuk apa kita pilahkan sampahnya? Akhirnya banyak orang yang memilih untuk tidak memilah sampah nya lagi. Apakah tidak memilah sampah kembali adalah pilihan yang tepat? Tentu itu bukan pilihan yang baik.  Maka dari itu dibuatlah bank sampah untuk menyalurkan sampah yang sudah dipilah masyarakat.  

Dengan dibawa ke bank sampah kita bisa mendapatkan reward berupa uang atau barang.  Tentu ibu2 rumah tangga akan bersemangat untuk memilah sampah karena bisa mendapatkan uang. Tapi dengan adanya reward berupa uang, anda jangan jadi semakin banyak memproduksi sampah karena itu tetap mengotori bumi.  Tujuan awal dibangunnya bank sampah adalah untuk edukasi dan untuk menyalurkan sampah yang sudah dipilah ibu2 bukan untuk memberikan uang kepada para ibu-ibu rumah tangga.    

Dari kelas ini, aku mendapatkan banyak hal baru, yaitu aku mengetahui banyak cara untuk melakukan zero waste.  Dulu aku sempat bingung mau mulai dari mana untuk melakukan zero waste tapi setelah bertemu kak Siska, aku tau bisa mulai dr mana dan tahu manfaat dari zero waste itu apa.. jadi melakukan zero waste itu bukan karena keterpaksaan tapi, karena sadar betapa pentingnya melakukan zero waste.  

Itulah beberapa poin tentang zero waste yang saya dapatkan dari kelas bersama Kak Siska kemarin, saya harap dengan tulisan ini bisa memberikan sedikit informasi pentingnya melakukan zero waste dan menyadarkan bahwa kita harus mulai mengurangi sampah sedini mungkin. 

1 comment:

  1. Tasha - isinya menarik, tapi sepertinya penting menambahkan gambar atau ilustrasi supaya lebih menarik.

    ReplyDelete