2.26.2020

Emotional Movement Bersama Kak Niko

Hari Jumat, 14 Februari 2020 bertepatan dengan Hari Valentine, kami KPB kelas 10 dan kelas 11 berkegiatan bersama di Tahura, karena hari ini kami ada Kelas Semesta.  Kami masih belum diberitahu kegiatan hari ini akan seperti apa dan ngapain aja. Kami diminta kumpul paling telat jam 07.50 WIB. Saat kami datang, kami membeli tiket dan ternyata saat aku datang, narasumbernya juga datang, jadi kami sudah sempat berkenalan di pintu gerbang.  

Setelah tiba di lokasi berkegiatan, kami berkenalan terlebih dahulu kemudian Kak Niko, narasumber kami mulai memperkenalkan dirinya dan menceritakan beberapa hal, seperti pencapaiannya dan mengapa mengeluarkan emosi dengan cara yang baik menjadi penting untuknya. Menurutku cara beliau menceritakan hal-hal tersebut seru. Aku jadi mudah menyerapnya dan jadi semangat untuk berkegiatan di hari itu. Setelah itu beliau meminta kami untuk memikirkan 1 kegiatan atau kejadian yang paling berkesan, boleh yang baik atau yang buruk dan setelah itu beliau meminta kami menuliskan emosi atau hal hal yang terpikirkan setelah kami memikirkan kegiatan tersebut, tapi bukan menceritakan kegiatannya.  Kami diberi waktu yang cukup lama untuk menuliskan hal itu, aku merasa lebih rileks saja, karena disana udaranya segar, suasananya mendukung banget untuk membayangkan dan merefleksikan diri.  
Kami sedang mendengarkan cerita dari Kak Niko


Setelah itu kami diminta membacakan 3 tulisan yang tadi sudah ditulis secara random dan yang membuat aku panik adalah tulisanku DIBACA dan dibacanya pertama. Jujur aja waktu itu aku deg-degan banget karena kehitungnya tulisanku itu privasi dan tidak mau diketahui banyak orang, cuman ya mau gimana lagi, masa dibilang ga boleh. Saat mendengar tulisanku dibacakan, jantungku masih berdegup sangat kencang, aku tidak berani melihat Carenza yang membaca, karena takut dia tahu kalau itu adalah tulisanku.  Ya, waktu itu tulisanku dibacakan oleh Carenza, sesuai permintaan Kak Niko. Lama kelamaan, suara Carenza menjadi semakin kecil dan mulai terdengar isakan tangis. Akupun panik, kenapa dia menangis setelah membaca tulisanku? Saat itu juga aku menyadari, bahwa apa yang aku tulis ternyata pernah dia rasakan, sehingga ia bisa merasakan emosi dalam tulisanku. Disana perasaanku campur aduk, antara kaget karena dia bisa sampai nangis tapi seneng juga, baru tahu kalau ternyata di dalam tulisanku ada kekuatan yang ternyata bisa sampai juga ke orang lain. Ditulisan-tulisanku sebelum nya, orang sering bilang “wah tulisan kamu keren, ngena” tapi aku sering kali tidak percaya dan akhirnya aku percaya dengan kata-kata itu setelah melihat kejadian ini didepan mataku sendiri. Sepertinya aku akan lebih banyak mengolah kemampuan menulisku, agar ditulisanku yang kedepan bisa lebih ngena dan bermanfaat untuk orang lain. 




Setelah itu kami diajak untuk menari sebentar.  Beliau menjelaskan bahwa mengeluarkan emosi tidak hanya dengan tulisan, bisa dengan sebuah gerakan.  Disana ada juga Kak Raisa sebagai instruktur tari. Jujur aja aku merasa sedikit malu karena aku ga pinter ngedance dan ga pede buat ngedance di depan umum, apalagi di depan orang yang baru aja kenal. Tapi untung aja akhirnya aku bisa melakukannya dengan baik. Setelah kami menari dengan mengikuti koreografer Kak Raisa, kami dibagi perkelompok dan diminta membuat sebuah tarian dengan tema bebas dan nantinya harus ditampilkan didepan teman-teman yang lain. Aku langsung panik dong, karena aku ga pernah membuat koreografer modern dance sebelumnya dan ini aku harus melakukannya dengan waktu hanya 30 menit, bahkan kurang. Tapi walaupun menakutkan, aku jadi merasa tertantang dan akhirnya aku bisa membuktikan pada diriku sendiri, bahwa aku bisa kok melakukan suatu hal dengan baik yang sebelumnya belum pernah aku lakukan. 


 Setelah menari, kami menuliskan apa saja hal yang didapatkan dari kelas tersebut dan terakhir kami dibagikan sebuah buku yang dituliskan oleh kak Niko sendiri, berjudul Cerita Kembang Kertas. Aku merasa senang sekali, karena dari omongan yang dari tadi kak Niko bicarakan, sepertinya buku yang dia tulis itu unik, dan benar saja setelah aku buka, bukunya unik, tulisannya sangat pendek dan untuk mendapatkan maksud dari setiap kalimat kita harus membacanya dengan sungguh-sungguh dan merenungkannya, kalau dibaca selewat saja tidak akan bisa menangkap apa maksud dari setiap kalimatnya. Aku sendiri suka dengan buku seperti itu, karena aku lebih bisa mendapatkan poin yang ingin disampaikan penulis.
Kami berkegiatan bersama Kak Niko




Hal menarik saat tadi berkegiatan dengan Kak Niko adalah saat diajak untuk menuliskan emosi dan hal-hal yang muncul saat membayangkan suatu kejadian. Menurutku ini menarik dan seru, karena aku jarang sekali melakukan hal tersebut, apalagi di ruangan terbuka seperti Tahura ini.  Selain itu petunjuk-petunjuk yang diberikan Kak NIko membuat aku jadi lebih mudah untuk merefleksikan diriku dan aku jadi bisa lebih jujur ke diriku sendiri. Biasanya aku memutuskan untuk melupakan sebuah kejadian apalagi kejadian yang buruk, tapi dengan kegiatan ini aku jadi bisa menemukan hal-hal baik dari sebuah kejadian, bahkan dari kejadian yang paling buruk sekalipun. Selain itu, ada hal baru yang aku dapatkan dari kegiatan hari ini, yaitu menari.  Selama ini aku tidak terpikirkan untuk mengeluarkan emosiku lewat sebuah tarian, mungkin karena memang aku juga kurang suka menari dan lebih sering menuliskan apa yang aku rasakan. Ya walaupun kedepannya aku kemungkinan besar tidak akan mengeluarkan emosiku lewat menari, tapi setidaknya hal itu bisa menambah referensi dan informasi untukku.  




Dari kegiatan ini, aku jadi belajar untuk mengeluarkan emosi, karena kalau tidak dikeluarkan tidak bagus untuk badan dan untuk orang lain juga. Coba keluarkan, lewat tulisan atau apapun yang disukai. Dan dari kegiatan ini aku mendapatkan 1 quotes yang bagus banget, bakal aku ingat sampai kapanpun, yaitu “Kalau kami punya sesuatu yang baik, sebarkan dan bagikan ke orang lain, kalau tidak kalian bagikan sama saja tidak berguna dan tidak positif”. Menurutku ini quotes yang bagus karena selama ini, kalau aku punya karya, aku malu dan ga mau buat nyebarin hal itu, tapi setelah dengar quotes itu, sepertinya aku berubah pikiran, aku akan lebih rajin membagikan karyaku agar bisa bermanfaat bagi orang lain juga.