Hari ini, KPB kelas 10 berkegiatan bersama YPBB, salah satu komunitas peduli sampah di Bandung. Sekitar jam 9, kami bertemu di depan Kantor Kelurahan Cibeureum dan bertemu dengan anggota YPBB dan beberapa kader. Rencananya hari ini kami akan melakukan DTDE (door to door education). DTDE sendiri sudah dilakukan oleh YPBB sejak lama. Kali ini kami berkesempatan untuk mencoba melakukannya di Cimahi. Tema DTDE ini adalah bagaimana masyarakat mengelola dan memilah sampahnya.
Setelah semuanya berkumpul, kita dibagi menjadi 2 kelompok. Aku bersama Marius, sedangkan Abrar dengan Kak Jeremy. Kebetulan kelas kami hari ini banyak yang tidak masuk, jadi orangnya hanya sedikit. Setelah dibagi kelompok, kami langsung berkumpul dengan kadernya masing-masing. Kebetulan aku akan melakukan DTDE di RT 5.
Kami berkumpul dan melakukan briefing awal |
Aku mencoba menjelaskan mengenai pemilahan sampah |
Prosesnya menurutku menarik, karena kita banyak berinteraksi dengan orang lain. Aku sendiri suka kalau ada kegiatan mengedukasi dengan orang yang tidak aku kenal sebelumnya, karena menurutku ini lebih menantang dan seru. Pertama-tama kita akan mengetuk pintu rumah setiap warga, kemudian melakukan perkenalan dan menjelaskan tujuan. Setelah mereka mengerti, baru kita akan menjelaskan mengenai pemilahan sampahnya.
Perasaanku melakukan kegiatan ini adalah senang, karena bisa belajar banyak hal baru. Belajar menerima reaksi orang-orang yang berbeda-beda saat kita datang dan belajar menghadapi orang yang beragam. Walaupun panas, tapi entah kenapa hari ini rasanya aku tidak lelah sama sekali. Kami berkeliling ke rumah warga ditemani dengan ibu kader, beberapa anggota YPBB dan beberapa penggiat di desa tersebut. Yang membuat tambah seru menurutku karena ibu-ibunya terbuka dan ramah sekali denganku, kami banyak mengobrol dan bercanda bersama, jadi perjalanannya terasa singkat.
3 hal yang menurutku sudah bagus dari kegiatan ini adalah pertama bagaimana ibu kader dan anggota YPBB mempresentasikan atau menjelaskan mengenai pemilahan sampahnya, karena tadi tidak ada orang yang menolak melakukan hal tersebut. Menurutku ini bagus, bagaimana mereka bisa menyusun kalimat mengajak yang sesuai dan menggunakan bahasa yang cocok. Kedua, tujuannya, karena kalau dibahas lebih dalam, tujuannya cukup banyak dan kompleks, tapi bagaimana mereka meringkasnya menjadi singkat agar masyarakat bisa lebih mudah mengerti dan mau melakukannya. Terakhir, yang menurutku sudah bagus adalah caranya karena unik. Selama ini tidak pernah terpikirkan olehku untuk melakukan door to door education, dengan mengetuk rumah satu persatu, tapi ternyata ada loh orang diluar sana yang melakukannya.
3 hal yang menurutku bisa diperbaiki adalah bagaimana melakukan edukasinya, karena terkadang karena terlalu banyak orang, pemilik rumah jadi malas atau takut keluar. Mungkin mereka berpikir ada sesuatu sampai rumahnya didatangi banyak orang, Mungkin selanjutnya bisa dibagi saja, jangan terlalu banyak yang datang ke 1 rumah, agar pemilik rumah tidak merasa terintrogasi. Kedua yang bisa diperbaiki adalah media yang digunakan karena menurutku dengan pakai kertas dan stiker kurang efektif dan malah menghasilkan sampah. Masyarakat yang diberikan poster juga belum tentu menyimpan atau mengingat posternya karena hanya selebaran. Takutnya karena edukasi belum terlalu masuk ke masyarakat, setelah DTDE selesai mereka tidak peduli dan malah membuang poster yang diberikan. Terakhir yang bisa diperbaiki adalah mindset orang yang melakukan. Terkadang mereka yang memberikan edukasi, malah menghasilkan sampah didepan orang yang sedang diedukasi, karena itu kan sama saja tidak mengedukasi dengan baik.
Kami setelah selesai melakukan DTDE |
Halo Tasha - Isinya menarik, judulnya agak kurang jelas : mungkin tambahan kata Education bisa lebih menjelaskan.
ReplyDeletesiapp kak terimakasih banyak yaaa untuk masukannya:))
Delete