Di sekitar Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja setiap malamnya ada banyak pedagang kaki lima yang menjual
berbagai macam makanan. Setelah melihat-lihat, aku memutuskan untuk makan
di pedagang nasi tempong. Apa itu nasi tempong? Nasi tempong adalah
makanan yang berisi nasi, ketimun dan selada sebagai sayur dan ayam (bisa bakar
atau goreng) yang disiram dengan sambal.
Nasi Tempong yang disiram sambal |
Nasi tempong tidak pedas |
Pemilik nasi tempong ini juga ramah sekali kepada kami, saat kami datang dan bertanya apa itu nasi tempong ia menjelaskan dengan sabar dan tersenyum, walaupun disana sedang ramai saat itu. Sambil menunggu pesanan, kami juga sempat mengobrol dengan pemilik warung yang sekaligus menjadi penjaga kasir.
Rasa nasi
tempong sendiri menurutku enak sekali, karena perpaduan rasa manis,asin dan
pedasnya pas. Porsinya juga banyak jadi untuk membayar seharga 8.000 aku
merasa untung sekali. Setelah makan, kami membayar dan menyempatkan waktu
untuk mengobrol lagi dengan pedagangnya. Ia bertanya kami dari mana dan
mengingatkan kami untuk datang lagi di lain waktu. Setelah itu kami berjalan
kembali ke mobil.
Di perjalanan
kembali ke mobil, aku melihat ada pedagang martabak dengan harga yang cukup
murah. Untuk di Singaraja, mungkin harganya terhitung mahal, tapi untuk
aku yang orang Bandung, menurutku itu termasuk murah. Dengan harga 15.000
sudah dapat martabak (yang disini disebut terang bulan) dengan ukuran besar dan
isian yang cukup banyak. Aku memesan martabak double keju dan harganya
hanya 15.000. Di Bandung mana dapat martabak double keju dengan harga
15.000??? Setelah martabaknya jadi, penjual langsung memarutkan keju yang
banyak diatasnya dan memberikan susu kental manis yang banyak. Setelah
itu ia memotongnya dan memasukkannya ke dalam dus. Tekstur martabaknya enak,
tidak terlalu kenyal maupun terlalu keras, tapi pas. Rasanya juga pas
manisnya dan setelah ditambah keju, rasanya jadi tambah enak.
Martabak manis dan martabak telur |
Tipat Cantok |
Untuk makan beratnya, selain nasi tempong, nasi campur, syobak dan
blayag, ada juga yang namanya tipat cantok. Tipat cantok itu mirip dengan kupat tahu
kalau di Bandung. Bumbu
kacang yang digunakanpun dibuat sendiri oleh nenekku, beliau ngulek kacangnya
sendiri dari kacang yang disangrai sendiri.
Laklak dan klepon dengan kelapa |
Untuk
cemilan, selain terang bulan ada juga laklak, cemilan khas Singaraja.
Laklak itu kue yang menyerupai surabi tapi berukuran lebih kecil dan berwarna hijau dengan topping
kelapa parut dan gula merah. Harganya bisa kita request dan
kemarin aku membeli seharga 3000 dan mendapat 4 buah laklak ,3 buah klepon dengan ketan dan
kelapa yang banyak. Ada juga kue-kue basah yang harganya pas di kantong, hanya Rp.1000/pcs. . Pilihannya banyak, mulai dari onde, clorot, pie susu sampai berbagai macam gorengan.
Berbagai kue basah |
Didaerah
Kampung Tinggi, Singaraja, aku menemukan sebuah toko roti yang sudah lama berdiri disana.
Namanya Toko Roti Go. Pemiliknya ramah sekali jadi tadi kami sempat
mengobrol sebentar. Ternyata toko roti ini sudah ada sejak 1950. Ada banyak pilihan roti dengan café kecil
disebelahnya. Saat ini aku hanya membeli roti-roti yang direkomendasikan, yaitu
roti tawar dan roti menteganya. Harganya hanya 10.000/pcs dan ukuran
rotinya cukup besar. Setelah selesai mengobrol dan membayar, kami pamit
dan berjalan lagi.
Di
perjalanan pulang, kita melihat tempat jualan nasi campur dan syobak yang lain
yaitu Syobak Aye. Berbeda dengan yang aku makan kemarin. Karena
penasaran, aku pun masuk ke toko itu dan menanyakan harganya. Ternyata
harganya jauh lebih murah dibandingkan yang kemarin. Nasi campurnya hanya
20.000 per porsi dan syobaknya bisa pilih mau yang 20.000 atau 25.000.
Karena mau mencari yang murah, kami memutuskan untuk membeli yang 20.000.
Rasanya enak dan sebungkusnya besar sekali porsinya, lauk pauknya juga lengkap.
Selain nasi campur Aye, ada juga nasi campur Sukadana yang letaknya berdekatan.
Lumpia goreng dengan saus |
Saat kami
kembali ke rumah (sekitar sore hari), aku melihat ada pedagang lumpia
kering. Katanya tanteku dulu suka membeli lumpia ini dan katanya rasanya
enak sekali. Karena penasaran, aku memutuskan untuk membeli lumpianya.
Harga perbuahnya hanya 1000 rupiah. Murah bangettt. Selain menjual
lumpia, pedagang itu juga menjual Rambanan salah satu makanan khas juga yang
menggunakan ketupat. Rambanan ini juga cukup mirip dengan blayag yang
waktu itu dibeli di pasar. Pedagangnya ramah juga, jadi saat membeli kami
banyak mengobrol dengan pedagangnya. Ia juga memberikan saos yang banyak
untuk lumpianya. Saat tiba di rumah kami langsung mencoba dan memakan
lumpianya. Ternyata saosnya pedas tapi rasanya enakkk sekalii.
Saosnya terbuat dari tauco dan kecap tapi rasanya nikmat sekali. Dengan
harga 1000 menurutku ini sudah mewah sekali.
Keesokan
harinya aku iseng mencoba makanan di tempat makan yang sudah cukup terkenal di
Singaraja, yaitu Warung Nasi Jokwi. Katanya rasa makanannya enak dan
harganya juga murah. Saat masuk aku menanyakan harga satu porsinya, ternyata hanya 15.000. Didalam satu porsinya sudah dapat sepotong ayam
goreng, setengah telor rebus, berbagai olahan ayam, bayam yang direbus dan nasi yang banyak
sekali. Tak lupa ia juga memberikan sekantong kuah rawon sebagai teman
makan.
Sekian review berbagai makanan yang ada di Singaraja, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca. Bagi yang memiliki pertanyaan atau masukan bisa langsung comment saja di bawah yaaa:))