3.12.2018

Makan Es Krim?? Emang boleh?? #PerjalananCicalengka4

Namun karena Linus akan bergabung, akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali ke Patung Dewi Sartika untuk menjemput Linus. Dijalan aku sudah bete dan kesal, karena harus kembali kesana, ditambah teriknya sinar matahari yang sangat menyengat membuatku jadi tambah gak mood.  Aku juga kesal karena saat kak Diki memberitahu tidak jelas, sehingga membuat kesalahpahaman yang akibatnya merugikan kelompokku.  Kami pun akhirnya tiba di Patung Dewi Sartika.  Setibanya kami disana, aku tidak melihat ada Linus ataupun Kak DIki.  Karena kami juga sudah lelah, akhirnya kami memutuskan untuk duduk dulu didepan salah satu toko untuk minum.  Kami menunggu cukup lama sekitar 5 menit, namun tidak ada tanda-tanda Linus akan datang. 
Puskesmas Cicalengka

Kami pun berinisiatif untuk menelepon kakak.  Kak Diki mengangkat telepon kami, kemudian kak Diki meminta kami untuk ke puskesmas.  Tanpa menunggu lama, aku dan teman sekelompokku segera pergi menuju ke puskesmas. Namun kami tidak mengetahui dimana lokasi puskesmas.  Udara yang panas ditambah tubuh yang mulai lelah membuat kami patah semangat. Karena kami tidak tahu letak puskesmas dimana, akhirnya aku dan teman sekelompokku memutuskan untuk ke masjid dulu untuk bertanya pada orang disana, dan setelah mengetahui dimana lokasi puskesmas , baru kami akan menjemput Linus. 

Setibanya di puskesmas, aku bertemu Alika, bukan bertemu Linus.  Ternyata Linus tidak jadi bergabung dengan kelompokku, karena nanti takut heboh kalau disatukan dengan Bimo.  Jadi Alika yang digabungkan ke kelompokku sedangkan Linus ke kelompok Karmel.  Aku pun bertanya kenapa kelompok mereka dipisah.  Ternyata Naia jatuh dan kakinya keseleo, tidak memungkinkan baginya untuk berjalan jauh keliling Cicalengka.  Kami pun langsung melanjutkan perjalanan. Awalnya kami akan mencari informasi di puskesmas tersebut, tapi kata Alika orang-orang di puskesmas ini sedang sibuk dan tadi pun mereka sudah berusaha untuk wawancara tapi ditolak. 
Karena harus mendapatkan informasi di bidang kesehatan, akhirnya aku dan kelompokku memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit saja.  Perjalanan ke Rumah Sakit lumayan Panjang.  Kami harus melewati berbagai tanjakan mulai dari yang biasa saja sampai yang terjal.  Walaupun perjalanan menuju ke Rumah Sakit lumayan melelahkan, tapi kami semua kuat, tidak ada yang sakit bahkan saat perjalanan menuju ke Rumah Sakit kami tidak beristirahat sekalipun.  Sungguh fisik yang sangat kuat!
Sesampainya di Rumah Sakit, aku dan teman-teman merasa sangat senang, karena dari luar kelihatannya sepi dan disekitar Rumah Sakit ada pohon-pohon yang rindang sehingga sejuk dan teduh.  Kami pikir kami bisa mendapatkan banyak informasi di Rumah Sakit tersebut, namun ternyata dugaan kami salah.  Sesampainya kami di pintu depan, kami kaget sekali.  Ruang tunggu Rumah Sakit tersebut sangat penuh dengan orang bahkan ada yang berdiri, tidak kebagian tempat duduk.  Karena kami sudah sangat kelelahan, kamipun tidak tahu lagi apa yang harus kami lakukan.  Kami mencari tempat duduk di luar dan beristirahat sejenak.  Beberapa dari kami ada yang mengeluarkan bekalnya dan memakannya.  Setelah beristirahat cukup lama, kami pun berdiskusi, apa tindakan yang setelah ini harus kami ambil.  Setelah lumayan lama berdiskusi, aku dan teman-teman akhirnya memutuskan untuk pergi ke destinasi selanjutnya, yaitu terminal. 
Terminal Cicalengka
Perjalanan menuju ke masjid terasa sangat lama, karena badan kami yang sudah benar-benar lelah dan tidak ada angin sama sekali membuat kami tambah tidak bersemangat.  Jalan menuju ke masjid sangat gersang, sangat sedikit pohon yang tumbuh disekitarnya, kalau ada yang tumbuh pun banyak yang ditebang.  Destinasi yang akan kami datangi selanjutnya adalah terminal angkot yang letaknya tidak jauh dari masjid.  DI terminal, mood kami untuk wawancara sudah benar-benar hilang.  Untuk mendapatkan informasi tentang terminal tersebut, kami hanya melihat dan melakukan penginderaan saja.  Kemudian hasialnya kami tuliskan di buku catatan kami.  “Iih pengen beli es krim”seru Chaca kelelahan.  “Iya kayaknya enak tuh makan es krim”ujar Alika mendukung.  Karena banyak yang merengek ingin es krim akhirnya aku memberikan uang sejumlah Rp.10.000,- kepada Chaca.  Ia pun membeli 2 buah eskrim kemudian kami memakannya bersama di terminal. 
Tidak terasa kira-kira sudah 15 menit kami diam di terminal.  Namun masih ada beberapa lokasi lagi yang harus kami datangi, salah satunya adalah patung Ir.H.Juanda.  Karena tidak mau buang-buang waktu, aku, Chaca, Alika dan Bimo pun langsung mencari tahu dimana letak patung tersebut.  Saat kami berjalan, kami menemukan sebuah tugu, namun tidak menggambarkan bahwa itu adalah sebuah tugu Ir.H. Juanda.  Kebetulan disebelah tugu tersebut ada pedagang mie ayam yang sepertinya sedang tidak sibuk.  Aku pun berinisiatif untuk bertanya.  “Permisi pak kalau patung Ir.H.Juanda ada dimana ya?” “Oh ini dek adek nanti lurus terus ada 1 belokan ke kiri nah adek belok kesana, inget ya dek kalau belok nanti ada bunyi NGEK nya”jawab pedagang mie ayam tersebut.  “Oh iya pak makasih ya”aku menjawab sambil menahan tawa.  “Iya dek sama-sama, inget ya dek kalau belok ada NGEKnya”seru si bapak tersebut.  Sampai kami pergi pun ia terus berkata “Inget ya dek kalau belok ada NGEKnya” Terkadang lucu saat bertemu orang seperti itu, unik tapi menyenangkan. 
         Kami pun terus berjalan, sampai akhirnya kami menemukan sebuah patung besar dengan muka Ir.H.Juanda dibagian atasnya.  Kami sangat senang, dan kami pun langsung mengabadikan patung tersebut.  Waktu sudah menunjukkan pukul 10.50 dan kami sudah harus tiba di masjid pukul 11.00.  Setelah selesai mengambil foto, kami pun langsung berangkat lagi untuk kembali ke masjid.  Kmai semua sangat ketakutan, karena takut terlambat sampia di masjid.  Disana sudah ada kelompok Karmel juga kakak-kakak.  Setelah kami sampai dan beristirahat sejenak, kami seluruh anggota kelompok Dolangan pergi lagi karena kami harus bertemu narasumber disuatu tempat.  

To Be Continued...

No comments:

Post a Comment