9.07.2018

Ekspedisi Kampung Adat #1


Hari Rabu kemarin, tepatnya tanggal 5 September 2018, kami kelas 9 melakukan perjalanan pertama, yaitu perjalanan ke Kampung Cireundeu.  Kampung Cireundeu merupakan salah satu kampung adat yang terletak di Cimahi.  Konon katanya Kampung Cireundeu ini memiliki banyak budaya yang menarik untuk digali, salah satunya tentang rasi.  Apa itu rasi? Pasti kalian semua bertanya-tanya.  Nah untuk mengetahui lebih lanjut tentang rasi dan Kampung Cireundeu, lanjutkan bacanya yaaa😊
Kami sekelas berangkat ke Kampung Cireundeu pada pukul 07.30.   Kami menaiki beberapa angkot untuk bisa tiba di Kampung Cireundeu.  Kami akhirnya tiba pukul 9 pagi.  Setibanya disana, kami harus berjalan lagi cukup jauh untuk tiba di rumah yang kami tuju.  Disana kami bertemu dengan narasumber yaitu Kang Tri.  Tanpa menunggu lama, kami langsung memulai acara.  Disini Kang Tri banyak membagikan informasi tentang Kampung Cireundeu pada kami.  Kami juga banyak bertanya pada beliau, jadi kegiatan ini seperti kegiatan diskusi. 
Setelah kegiatan diskusi, kami diajak Kang Tri untuk mendaki salah satu gunung yang ada di kampung, yaitu gunung Puncak Salam.  Ada hal unik yang kami lakukan saat mendaki gunung, yaitu kami tidak diperbolehkan untuk mendaki menggunakan sepatu.  Jadi kami mendaki gunung tersebut dengan telanjang kaki.  Itu menjadi tantangan tersendiri untukku karena tanah di gunung banyak batu serta banyak daun kasarnya jadi cukup sakit juga saat mendakinya.  Cukup lama kami mendaki, sampai akhirnya kami tiba di puncak.  Disana kami mendengarkan beberapa cerita unik dari Kang Tri.  Saat kami tiba di puncak, terlihat awan sudah mulai mendung dan sepertinya mau hujan. 
Menurutku, mendaki gunung ini adalah pengalaman yang paling unik, menyenangkan dan baru untukku. Sebenarnya mendaki gunung sudah biasa, namun karena telanjang kaki jadinya baru untukku.  Awalnya aku takut untuk mendaki gunung tanpa alas kaki.  Awalnya aku pikir akan ada ular, kodok dan binatang lainnya.  Tapi ternyata baik-baik saja hanya kakiku kotor sekali terkena tanah dan batu.  Menyenangkan!!!
Setelah kami mendaki gunung, kami pun memutuskan untuk turun.  Setelah lama berjalan, akhirnya kami tiba di bawah.  Menurutku, proses turun gunung lebih susah dibandingkan saat naik gunung, karena kami harus menentukan pijakan mana yang pas agar kaki tidak sakit. Setelah tiba di bawah, kami mencuci kaki kemudian makan bekal.  Rasanya tenagaku sudah habis terkuras saat mendaki gunung.  Setelah makan, rasanya tenagaku sudah kembali lagi. 
Setelah itu kami mengikuti workshop membuat rasi.  Rasi sendiri adalah makanan pokok warga di kampung.  Rasi sendiri terbuat dari singkong.  Warga Kampung Cireundeu tidak ada yang makan beras, bahkan saat aku mewawancarai salah satu warga yang berumur  58 tahun ia menyatakan bahwa ia tidak pernah makan beras dan tidak tahu rasanya seperti apa. 
Setelah melakukan serangkaian acara yang melelahkan di Kampung Cireundeu, akhirnya selesai sudah perjalanan kami disana.  Kamipun pamit dengan Kang Tri dan beberapa warga disana.  Kemudian melakukan perjalanan pulang ke sekolah. 
...
Perasaan yang aku rasakan ada banyak sekali.  Semuanya bercampur aduk susah untuk dijelaskan.  Namun secara umum aku merasa senang bisa bertemu dengan orang-orang yang sangat hangat menyambut  dan bisa mendaki gunung.  Pokoknya hari itu merupakan hari yang sangat menyenangkan dan berkesan untukku!! 😊
Nilai yang aku dapatkan dari perjalanan kali ini ada banyak salah satunya adalah bahwa kami bisa mewariskan semuanya yang kita punya, asalkan kita punya komitmen dan memiliki tekad yang kuat.  Dan kita juga bisa kuat kalau kompak dan saling mengerti satu sama lain😊
...
Sekian cerita  perjalanan dan refleksiku saat ekspedisi kampung adat pertama.  Semoga ceritanya bermanfaat bagi kalian😊

No comments:

Post a Comment