9.26.2016

Asal-usul Malioboro

                                                      ASAL MULA MALIOBORO  
                              

          Ada satu tempat wisata yang menarik di Yogyakarta yaitu jalan Malioboro. Bagaimanakah asal-usulnya?
          Dahulu kerajaan Mataram dikenal sebagai kerajaan yang berwibawa. Kerajaan ini termasuk salah satu negeri di Nusantara yang belum pernah tunduk kepada penjajah Belanda. Namun bukan berarti tidak ada masalah di dalam kerajaan itu. Perpecahan hampir saja terjadi ketika Mataram diperintah oleh Sultan Pakubuwono. Sultan Pakubuwono dikenal adil dan bijaksana dalam memegang pemerintahan. Di samping itu,beliau sangat dekat dengan rakyat. Oleh karena itu,seluruh rakyatnya pun patuh dan taat pada perintah Sultan.
          Pemerintah Belanda merasa gerah melihat ada sebuah kerajaan yang amat damai. Belanda ingin mengacaukan ketentraman kerajaan itu. Untuk mencapai tujuannya,Belanda mencoba menghasut Sultan Pakubuwono dan pamannya,Pangeran Mangkubumi. Sementara itu,keduanya tidak sadar bahwa mereka sedang diadu domba.Belanda memang sangat lihai mengadu domba. Perselisihan antara Sultan dan Pangeran semakin hari semakin meruncing. Hingga meletuslah perang antara pengikut Sultan Pakubuwono dan pengikut Pangeran Mangkubumi.
          Dalam perang itu,Pangeran Mangkubumi mempunyai seorang panglima perang yang memiliki pusaka yang amat sakti, sebuah tombak. Dengan tombak itulah ia bisa mengalahkan musuh-musuhnya. Setelah perang usai,keduanya baru sadar,ternyata selama ini mereka telah diadu domba oleh Belanda. Oleh karena itu, mereka sepakat mengadakan pertemuan. Berhari-hari mereka mengadakan pertemuan. Dari hasil pertemuan itu,lahirlah beberapa ketentuan yang mereka sepakati. Salah satu di antara ketentuan yang mereka sepakati adalah kerajaan dibagi menjadi dua,yaitu Kasultanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Yogyakarta di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I. Sementara itu,Kasultanan Surakarta di bawah kekuasaan Sultan Pakubuwono. Meski  demikian mereka tetap bersatu.
          Perang telah usai,suasana berangsur aman. Para prajurit Kesultanan Yogyakarta kembali ke Yogyakarta. Begitu juga prajurit Surakarta kembali ke Surakarta. Para prajurit Sultan Hamengkubuwono tiba di Yogyakarta pada saat hari telah malam. Ketika itu di sepanjang jalan antara Tugu sampai dengan alun-alun belum ada lampu penerangan. Bala tentara Sultan Hamengkubuwono berjalan beramai-ramai sambil membawa obor.
          Dari peristiwa kepulangan pasukan Sultan Hamengkubuwono itulah lahir istilah Malioboro,jalan yang penuh obor. Sekarang,istilah Malioboro diabadikan sebagai nama jalan antara Stasiun Tugu sampai Alun-alun Utara.
                                                                   
                                                                       TAMAT
Sumber;Buku Cerita Rakyat( Tapi ini gak copas seluruhnya yaa ) 

No comments:

Post a Comment