1.05.2019

Makanan Sederhana Itu Enak Lohhh!! #3


                Hari ini aku bangun cukup pagi.  Pukul 4 subuh, aku sudah terbangun dari tidur.  Kedua temanku masih tertidur lelap, dibungkus selimut.  Aku yang masih mengantukpun akhirnya memutuskan untuk tidur kembali. 
                Pukul 5 aku bangun lagi.  Aku membuka gorden yang kebetulan letaknya disebelah kasurku. Pemandangan yang ada disana sangat indah, langit yang cerah dihiasi dengan gunung yang menjulang membuat mataku terbuka lebar.  Setelah sekitar 5 menit aku melihat keluar, aku melihat kedua temanku, yang masih tertidur lelap, sama seperti yang aku lihat saat aku bangun pukul 4 tadi.  Sepertinya mereka sangat kelelahan. 
                Setelah itu, aku segera melipat selimutku dan bersiap kekamar mandi untuk sikat gigi.  Ini adalah pagi pertamaku di Rancakalong.  Setelah siap, aku segera bergegas ke kamar mandi.  Aku menyapa ibu dan bapak yang kebetulan sedang duduk didekat dapur.  Ibu dan bapakn dirumahku sangat ramah, jadi aku merasa nyaman tinggal di rumah ini. 
                Air yang ada di kamar mandi rasanya dingin sekali untukku.  Walaupun aku selalu mandi air dingin di Bandung, tapi tetap saja air itu terasa sangat dingin saat mengenai wajahku.  Setelah mencuci muka dan sikat gigi, aku kembali ke kasur, untuk membereskan barang-barang dan membangunkan kedua temanku. 
                Awalnya aku berharap kedua temanku sudah bangun, tapi ternyata mereka masih tertidur, dengan posisi yang sama seperti tadi aku tinggalkan.  Cukup sulit membangunkan mereka, karena saat aku berhasil membangunkan mereka, mereka akan bilang sebentar lagi bangun, tapi mereka malah kembali tidur.  HAHAHA. 
                Setelah semuanya bangun, aku membereskan tempat tidur dan seprai, sedangkan Hana dan Alika ke kamar mandi.  Entah kenapa aku sedikit risih melihat kasur atau tempat yang berantakan.  Jadi dengan cepat akan aku bereskan. 
                Setelah Hana dan Alika kembali, kita membantu ibu di rumah kami menyiapkan sarapan.  Bapak dan anak yang ada di rumah kami sudah pergi sejak tadi, untuk berangkat sekolah.  Lagi-lagi, ibu Cece menolak untuk kami bantu, tapi setelah kami jelaskan, akhirnya ia mau juga kami bantu.  Untuk sarapan kali ini, kami harus berjalan cukup jauh.  Ibu Cece mengajak kami ke sebuah warung untuk membeli roti.  Oh iya, sebelum itu, kami diajak oleh Bu Cece untuk membeli surabi mini. 
Setelah itu, kami kembali ke rumah.  Jalan yang kami tempuh pagi itu cukup menantang, karena jalanannya berkelok, rusak dan menanjak.  Belum lagi udara pagi itu dingin sekali. Jadi, pagi itu terasa cukup melelahkan untukku.   Sesampainya kami di rumah, kami langsung disuruh makan oleh ibunya.  Entah kenapa ibu yang ada dirumah tidak mau makan bersama kita, beliau selalu menyuruh kita makan duluan. Tidak enak juga untuk memaksa, akhirnya aku dan kedua temanku memutuskan untuk makan duluan.  Surabinya enak karena dimakan saat masih panas. 
 Saat aku dan teman-teman sedang makan, ada seorang penjual kue keliling berhenti didepan rumah.  Ternyata Bu Cece membelikan kami gorengan.  Sebetulnya penjual kue tersebut tidak hanya menjual gorengan tapi kue-kue lain juga ada.  Aku yang sudah jarang melihat pedagang kue seperti itu merasa sangat kagum.  Aku suka melihat pedagang seperti itu, yang berjalan kaki sambil memikul sebuah keranjang aluminium.  Walaupun panas, ia tetap semangat berjualan, tak lupa senyuman manis ia berikan pada setiap orang yang dilewatinya.  Sebenarnya aku ingin mengajak ngobrol pedagang tersebut, tapi ia cepat sekali pergi. 
Setelah selesai makan dan beberes, aku dan teman-teman mandi dan bersiap karena kegiatan setelah ini adalah kunjungan ke pemerintahan. 
Setelah kami semua berkumpul di pendopo, kami segera berangkat ke kantor pemerintahan.  Perjalanan memakan waktu yang cukup lama, sekitar 20 menit berjalan kaki.  Tapi perjalanan panjang tersebut terasa sangat singkat, karena kami disuguhi pemandangan yang sangat indah.  Tentunya pemandangan tersebut sulit atau bahkan tidak bisa kami lihat di kota.
Setelah tiba di kantor pemerintah, kami bertemu dengan salah seorang yang bekerja disana.  Kami juga sempat bertemu dengan RT RW desa sebelah.  Mereka bilang pemerintah sedang ada urusan jadi tidak bisa menemani kita.  Disana kita melihat peta kecamatan Rancakalong dan mendapat penjelasan tentang Kampung Rancakalong.  Setelah sekitar 1 jam kita di kantor pemerintahan, kita pamit kemudian kembali ke rumah masing-masing untuk makan siang karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. 
Setelah kami semua makan, kami kembali berkumpul di pendopo tempat awal kami berkumpul.  Agenda kami hari ini adalah membahas tentang Upacara Ngalaksa, Kampung Rancakalong dan tokoh sejarah.  Aku yang memiliki tema karya tulis ilmiah tokoh merasa sangat bersemangat saat tahu agenda hari ini ada yang membahas tentang tokoh.  Kegiatan diskusi saat itu berlangsung dengan sangat menyenangkan.  Para pengurus sanggar memberikan lumayan banyak candaan, sehingga suasana cepat cair.  Kata-kata yang mereka gunakan juga mudah kami mengerti.  Walaupun timbal baliknya belum banyak, tapi informasi yang mereka berikan bisa kmai serap dengan baik. 
Saat membahas tokoh, aku mencatat dengan sangat banyak.  Lebih dari 3 halaman aku habiskan untuk mencatat.  Aku ingin karya tulis ilmiahku nanti bisa lengkap dan bermanfaat bagi orang lain, tidak sekedar memenuhi tugas. 
Setelah kegiatan diskusi selesai, kami diberi waktu untuk menyebarkan angket ke masyarakat.  Untuk melengkapi karya tulis ilmiah, kami harus mendapat sudut pandang dari masyarakatnya juga agar lebih beragam.  Aku sendiri awalnya sempat bingung ingin menyebarkan angket kemana, karena di kampung ini sepi, orang-orang pada diam di rumah dan jarang sekali yang keluar. Karena bingung,akhirnya aku dan teman-teman mencoba untuk sedikit keluar kampung untuk mencari responden.
Dari hasil penjelajahan kami, akhirnya kami berhasil menemukan sebuah tempat, dimana kami sepertinya bisa mendapatkan responden dengan umur yang beragam.  Ya, tempat yang kami temukan adalah sekolah. Awalnya kami bertemu dengan guru sekolah tersebut dijalan, dan setelah menjelaskan tujuan kami, akhirnya kami diperbolehkan untuk ke sekolahnya, untuk menyebarkan angket.  Cukup lama kami berdiskusi dengan guru lainnya, dan akhirnya kami menemukan jalan tengah, yaitu kami akan menyebarkan angket sekarang dan akan diambil esok hari.  
Setelah kami kembali ke rumah, kami segera mandi dan makan malam.  Kali ini kami makan bersama anak dari keluarga kami.  Ia bernama Ani.  Walaupun kami tidak banyak, tp senang rasanya bisa mengobrol dengan anak di keluarga. Oh iya, memang sebelum makan, aku sempat memberikan angket kepada Ani dan teman-temannya yang kebetulan sedang berada di rumah.  Setelah itu, seperti biasa kami membersihkan bekas makan. 
Setelah semuanya selesai, aku dan kedua temanku hanya bersantai di rumah, karena berdasarkan diskusi tadi siang, briefing malam akan diadakan di rumah kami.  Cukup lama kami menunggu, sampai akhirnya HP jadul yang kmai bawa berdering. Tapi di HP tersebut, aku tidak menyimpan nomor siapapun, jadi aku tidak tahu siapa yang menelepon. 
Aku mengangkat telepon.  Ternyata yang menelepon adalah Kak Wewa, guruku.  Ia mengatakan bahwa briefing malam akan dipindah ke tempat lain, tidak seperti yang sudah dijanjikan. Dan guruku yang satunya akan menjemput kami.  Aku yang sedikit kesal hanya meng-iya-kan perkataan Kak Wewa.  Aku adalah orang yang tidak bisa dengan mudah mengubah janji, itulah mengapa aku sedikit kesal saat guruku mengatakan hal tersebut.  Dan berdasarkan diskusi kami tadi siang, kami akan mengadakan briefing malam di rumahku dan sudah disepakati oleh semua pihak yang bersangkutan. 
Hari itu sudah malam dan gelap.  Diantara kami, hanya ada 1 orang yang membawa senter.  Setelah menunggu cukup lama, akhirnya guruku yang satunya, Kak Asep datang.  Kami semua berpamitan kemudian berangkat.  Aku yang sudah sedikit kesal akhirnya hanya diam saja selama di perjalanan.  Sesampainya disana, kami segera melakukan briefing.  Briefing malam itu cukup singkat, dan tanpa menunggu lama, aku kembali ke rumah bersama dengan teman serumahku. 
Malam itu menjadi malam yang cukup menantang untukku.  Walaupun bisa aku jalani dengan baik, tapi aku hanya berharap, semoga besok bisa menjadi hari yang lebih baik lagi dan aku bisa lebih menjaga emosi serta mood ku. 

No comments:

Post a Comment